JAKARTA - Sejumlah pengusaha pertambangan komoditas nikel mengaku mendapatkan berkah atas program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah sejak 2020 lalu. Pasalnya permintaan bijih nikel untuk pabrik olahan di dalam negeri semakin meningkat
Menurut Sekjen Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, dorongan hilirisasi justru memacu berdirinya banyak pabrik olahan. Setidaknya hingga pertengahan tahun 2022, terdapat 31 pabrik yang telah beroperasi, dan 27 pabrik yang sudah mengolah menjadi nikel pig iron.
"Sebenernya kalau kita tidak dipaksa untuk melakukan hilirisasi, maka 31 pabrik olahan belum berdiri saat ini," kata Meidy dalam Market Review IDX Channel, dikutip Minggu (11/9/2022).
Keberadaan banyak pabrik olahan membuat kebutuhan permintaan bijih nikel domestik dikabarkan meningkat cukup signifikan. Hingga Agustus 2022, Meidy mencatat ada kurang lebih 70 juta ton permintaan bijih nikel domestik.
"Permintaan ini luar biasa, jadi kita harus dukung program ini," lanjutnya.
Di tengah optimisme tersebut, Meidy menilai pemerintah juga perlu mempertimbangkan sektor hulu, terkait ketahanan cadangan nikel. Prinsip good mining practice juga menjadi poin utama Meidy mengingat masih terdapat sejumlah penambangan ilegal di beberapa daerah.