"Walau kita cadangan terbesar dunia, tapi nikel kan gak beranak. Kalau digali terus ya bakal habis," terangnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan program hilirisasi nikel memberi keuntungan 19 kali lipat dari hasil ekspor produk jadi maupun setengah jadi. Namun, akibat kebijakan tersebut, Indonesia mendapat gugatan Uni Eropa ke World Trade Organization (WTO) karena dinilai membatasi akses produsen baja anti karat atau stainless steel. Namun, Jokowi memaknai gugatan itu apapun hasilnya justru sebagai momen perubahan bagi tata kelola industri nikel di tanah air.
(Taufik Fajar)