WASHINGTON - Presiden Bank Dunia David Malpass mendapat kecaman keras setelah menolak konsensus ilmiah tentang pemanasan global. Hal ini pun membuat kekhawatiran tentang kurangnya tenggat waktu bank untuk menghentikan pendanaan bahan bakar fosil.
Malpass muncul di acara New York Times di Climate Week di New York City. Malpass pun ditanya apakah "pembakaran bahan bakar fosil buatan manusia dengan cepat dan berbahaya menghangatkan planet ini."
Malpass pun mencoba untuk menghindari pertanyaan itu. Tetapi malah berkomentar yang kurang tepat.
"Saya bahkan tidak tahu. Saya bukan seorang ilmuwan," kata Malpass, dikutip dari Antara, Kamis (22/9/2022).
Baca Juga:Â Tingkatkan Aksi untuk Iklim, Uni Eropa Gelar Pekan Diplomasi Iklim di Jakarta dan Bali
Pernyataan tersebut pun beredar di media sosial dan menuai kritik dari mantan diplomat iklim dan kelompok masyarakat sipil yang meminta Presiden Joe Biden untuk menggantikan Malpass sebagai presiden bank pembangunan multilateral.
Presiden Amerika Serikat, pemegang saham Bank Dunia terbesar, secara tradisional menunjuk presiden Bank Dunia. Mantan presiden Donald Trump menunjuk Malpass untuk masa jabatan lima tahun pada 2019.
Masa depan penunjukan bank pembangunan Trump kedua, kepala Bank Pembangunan Inter-Amerika (Inter-American Development Bank) Mauricio Claver-Carone, juga diragukan setelah penyelidikan atas tuduhan hubungan dengan seorang staf.
"Bagaimana ini mungkin terjadi pada 2022? Sikap apatis ini menghasilkan aksi iklim yang lemah ketika negara-negara sangat membutuhkan bantuan & keuangan @Bank Dunia," ujar Mantan Utusan Iklim Prancis dan Arsitek Kunci Kesepakatan Iklim Paris 2015, Laurence Tubiana.
"Rakyat dan pemerintah sekarang membutuhkan pemimpin Bank Dunia yang mendengarkan sains," kata Tubiana yang sekarang menjadi CEO lembaga nirlaba European Climate Foundation.
Koalisi kelompok masyarakat sipil pada Rabu (21/9/2022) menyerukan Bank Dunia untuk memecat Malpass. Bank Dunia dan Gedung Putih menolak berkomentar.
Departemen Keuangan AS mengatakan pihaknya mengharapkan semua mitra berkomitmen untuk memerangi perubahan iklim.
"Kami berharap Grup Bank Dunia menjadi pemimpin global dalam ambisi iklim dan mobilisasi pendanaan iklim yang lebih signifikan untuk negara-negara berkembang," kata seorang juru bicara. "Kami memiliki dan akan terus untuk memperjelas harapan itu kepada kepemimpinan Bank Dunia. Bank Dunia harus menjadi mitra penuh dalam mewujudkan agenda global ini."
Tahun lalu, lebih dari 70 organisasi non-pemerintah telah bersama-sama menyerukan agar Malpass diganti dengan alasan bahwa Bank Dunia gagal dalam aksi iklim.
Bank Dunia mengurangi investasi tenaga batu bara baru pada 2013 dan menghentikan pendanaan operasi hulu minyak dan gas pada 2019, tetapi sejauh ini menolak tekanan dari anggota dewan Eropa dan juru kampanye iklim untuk menghapus pembiayaan bahan bakar fosil sepenuhnya.
Follow Berita Okezone di Google News