"Total gross revenue dari penjualan gas sebesar USD155.810 per hari dan investasi pengeboran sebesar USD 4.965.719, maka pengembalian investasi dapat dicapai dalam 32 hari,” terang Agus.
Melalui penerapan Spirit of SUMATERA (SUstainable, MAssive, To grow, Efficient, Resilient, Aggressive) diharapkan keberhasilan pengeboran ini akan berkelanjutan sehingga pasokan energi di Indonesia dapat terpenuhi di tengah laju penurunan produksi lapangan migas yang sudah mature.
Keberhasilan pengeboran ini juga berkat peran SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), Perwira Pertamina EP Zona 4, kontraktor dan mitra kerja perusahaan, serta pemerintah yang telah mendukung aktivitas hulu migas Pertamina.
Sebagaimana diketahui, PT Pertamina (Persero) mengalokasikan anggaran khusus untuk pengembangan energi baru, bersih dan terbarukan.
Sebesar 14% atau sekitar USD9,8 miliar-US 11,2 miliar yang setara Rp147 triliun-Rp168 triliun (kurs Rp15.000 per dollar AS) dari proyeksi belanja modal (capital expenditure) 2022-2026 sebesar USD70 - USD80 miliar dialokasikan untuk hal ini.
Alokasi anggaran sejalan dengan komitmen Pertamina yang berupaya menggunakan sumber daya domestik untuk memasok kebutuhan energi nasional menuju pembangunan hijau dan dekarbonisasi.
Dannif Danusaputro, Chief Executive Officer Pertamina NRE, Subholding Power and Renewable Energy Pertamina, juga menyampaikan, proyeksi belanja sektor hulu dan hilir.
Dalam proyeksi Pertamina, sektor hulu akan menyerap 45% belanja modal dan sektor hulir 37%.
“Sisa 4 persenuntuk portofolio lainnya. Rata-rata perusahaan energi lain memproyeksikan belanja modal sekitar 4,3%,” ujar Dannif saat menjadi narasumber pada sesi “Company Strategy to Address Energy Transition and Investment” pada 46th IPA Convention and Exhibition di Jakarta.
(Zuhirna Wulan Dilla)