Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menakar Saham Bank Big Caps dan Bank Digital, Lebih Cuan Mana?

Anggie Ariesta , Jurnalis-Senin, 17 Oktober 2022 |16:54 WIB
Menakar Saham Bank Big Caps dan Bank Digital, Lebih Cuan Mana?
Menakar saham bank big caps dan bank digital (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA – Menakar kinerja saham bank big caps dan bank digital. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai penutupan sesi I hari ini, Senin (17/10/2022), melanjutkan pelemahan yang terjadi selama sepekan lalu.

Sejalan dengan pelemahan IHSG, saham-saham perbankan pun masih terus terkoreksi. Namun sejumlah analis tetap merekomendasikan investor memanfaatkan koreksi harga ini melalui akumulasi atau cicil saham bank berkapitalisasi besar.

Kalangan analis memproyeksikan perkembangan fundamental bank-bank besar akan semakin baik sampai dengan akhir tahun. Bahkan perolehan laba bersih emiten bank sepanjang tahun 2022 ini diprediksi tertinggi sepanjang masa atau all time high.

Meski demikian analis mengingatkan potensi kenaikan suku bunga The Fed yang berpotensi memberikan penurunan pada harga.

Direktur Samuel Sekuritas Suria Darma memproyeksikan laba bersih empat bank besar kemungkinan akan mencatat all time high tahun ini walaupun sudah terjadi kenaikan suku bunga. Keempat bank tersebut adalah Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BNI.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga menyarankan untuk mulai melakukan cicil beli saham BBCA, BMRI, BBNI dan BBRI.

Namun Nico juga mengingatkan agar pembelian jangan dilakukan dalam jumlah yang banyak dulu karena masih potensi untuk terkoreksi lagi. Suria menambahkan tren kenaikan suku bunga mungkin lebih berpengaruh bagi bank yang lebih kecil, yang umumnya lebih bergantung pada deposito ketimbang dana CASA.

Jika dilihat kinerja sepanjang tahun emiten bank digital kompak tertekan. Seperti saham Bank Jago (ARTO) yang terkoreksi 68,59% sejak awal tahun hingga penutupan hari Jumat lalu menjadi di level 5.025. Selanjutnya saham Allo Bank (BBHI) turun 58,38% menjadi 1.675.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai valuasi bank digital memang mahal. Sementara kenaikan harga saham bank digital pada tahun 2021 lalu terjadi akibat ekspektasi investor yang memproyeksikan kinerja bank digital akan melesat karena ditopang jangkauan layanan bank digital.

Namun di tahun ini fokus investor mulai bergeser ke sektor energi yang menjadi primadona saat krisis geopolitik. Di sisi lain, pembukaan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi membuat bank konvensional lebih menarik bagi investor.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement