Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Minyak Dunia Mahal, Wamen BUMN: Transisi Energi Tak Bisa Ditunda

Clara Amelia , Jurnalis-Senin, 17 Oktober 2022 |19:46 WIB
Harga Minyak Dunia Mahal, Wamen BUMN: Transisi Energi Tak Bisa Ditunda
Harga minyak naik, transisi energi tidak bisa ditunda (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA Harga minyak dunia mengalami kenaikan dipicu oleh perang yang tak kunjung usai. Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengungkapkan melonjaknya harga minyak dunia menjadi alasan untuk tidak menunda pelaksanaan transisi energi.

"Melonjaknya harga minyak dunia menjadi salah satu alasan untuk tidak menunda transisi energi. BUMN harus mulai mengembangkan sumber energi bersih dibandingkan membangun pembangkit listrik tenaga fosil," ujar Pahala dilansir dari Antara, Senin (17/10/2022).

Menurutnya, Kementerian BUMN mendorong proses dekarbonisasi sebagai salah satu cara melakukan transisi energi. Proses dekarbonisasi bisa dijadikan sebagai sebuah lompatan besar bagi BUMN untuk merealisasikan ketahanan dan kemandirian energi. Dekarbonisasi adalah proses penggantian bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

Pahala mengatakan, ada banyak cara yang dapat dilakukan BUMN dalam melakukan dekarbonisasi, salah satunya bersinergi dengan sejumlah pihak.

“Transisi energi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari karena Indonesia sudah menetapkan target mencapai emisi net zero pada 2060 dan pengurangan emisi 32 persen pada 2030. Jadi saya rasa bagaimana BUMN mengembangkan portofolio untuk mengurangi emisi karbon, bisa secara individu atau sinergi dengan ekosistem BUMN,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Energy Division Department Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank atau ADB) Toru Kubo mengatakan, ADB sudah meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM) untuk membantu mengurangi ketergantungan sejumlah negara terhadap energi fosil dan beralih ke energi bersih.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement