JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan perempuan memiliki peranan penting di sektor parekraf Tanah Air.
Sandiaga mengatakan ada sekitar 55% perempuan yang pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Sehingga, penguatan kapasitas perempuan merupakan hal utama untuk membangkitkan perekonomian dan membuka lapangan kerja.
"Kita harus utamakan empowerment dari gender. Jadi perempuan-perempuan hebat dan mandiri kita harus kita berikan kesempatan dan pemberdayaan," kata Menparekraf, Senin (17/10/2022).
Dia mengatakan, perempuan merupakan tulang punggung dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Perempuan adalah pilar kesejahteraan masyarakat sekaligus penjaga tradisi dan budaya kita," jelasnya.
Baca Juga:Â Harga Makanan Jadul di Jepang Ini Akhirnya Naik Setelah 40 Tahun
Pihaknya juga akan menghimpun data-data keterlibatan perempuan dalam sektor parekraf, sehingga Kemenparekraf bisa menyusun kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu untuk memperkuat peran serta perempuan dalam pengembangan sektor parekraf.
"Kami juga sangat mendukung kaum perempuan untuk mengeluarkan potensi yang mereka miliki secara penuh dalam upaya membuka kebangkitan ekonomi dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat," katanya.Pagi itu cuaca di kawasan Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara sangat cerah dan sejuk mengiringi masyarakat Silangit yang memulai aktivitasnya masing-masing.
Salah satu perempuan yang dalam sektor parekraf adalah Senteria Br Siahaan. Pemilik toko Ombus-Ombus No 2Â ini baru saja selesai mengukus penganan khas Batak yang dijajakan di tokonya, Ombus-ombus namanya.
Ombus-ombus merupakan kue tradisional khas Batak yang terbuat dari tepung beras, kelapa parut, gula merah ataupun gula putih.
Baca Juga:Â Kisah Jatuh Bangun Susi Pudjiastuti Membangun Bisnis, Tak Lulus Sekolah Jadi Bos Pesawat
Kelapa parut ini kemudian dicampurkan dengan gula merah ataupun gula putih dan kemudian menjadi isian kue yang kemudian dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus.
Pagi itu, Opung Senteria, panggilan akrabnya, sedang melayani sejumlah pelanggan yang ingin membeli Ombus-ombus buatannya. Kue ini dijual dengan harga yang relatif murah, hanya Rp3.000 saja per buah.
"Kenapa namanya Ombus-ombus No 2? Karena di Siborong-borong itu sudah banyak orang yang kasih nama Ombus-ombus nomor 1. Jadi supaya beda saya kasihlah nama Ombus-ombus No 2," kata Senteria menjelaskan filosofi dari nama usahanya.
Setiap hari, dia bersama anak bungsu dan keluarganya bangun pagi untuk memasak Ombus-ombus di dapur yang berada di belakang tokonya. Mulai dari menumbuk beras hingga jadi tepung, mengaduk adonan sampai mengukus.
"Berasnya tidak boleh beras sembarangan. Harus beras yang berkualitas, kalau saya pakai beras yang Sri Ramos yang paling bagus," katanya.
Follow Berita Okezone di Google News