Namun kalau dilihat hingga September 2022, setelah kenaikan masih terjadi momentum di bagian konsumsi. Dari sisi manufaktur yang menunjukkan sektor produksi, juga terjadi penguatan. Konsumsi listrik untuk bisnis dan industri juga melonjak kuat double digit bahkan hingga 20%.
"Sedangkan kapasitas produksi manufaktur dan pertambangan juga menunjukkan kenaikan. Ini berarti sisi demand, terutama dari konsumsi dan suplai bergerak relatif sejalan, dan ini bisa diandalkan untuk bisa menjaga agar inflasi tidak meningkat. Pasar keuangan Indonesia juga relatif resilient terhadap gejolak global," ungkap Sri.
(Feby Novalius)