Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perjalanan Panjang Elon Musk Beli Twitter Rp682,5 Triliun

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 29 Oktober 2022 |07:33 WIB
Perjalanan Panjang Elon Musk Beli Twitter Rp682,5 Triliun
Elon Musk. (Foto: Reuters)
A
A
A

Dewan direksi Twitter mulanya menolak tawaran itu, bahkan membuat ketentuan khusus demi mencegah Musk membeli perusahaan secara paksa.

Namun, terjadi perubahan sikap (dan bukan yang pertama dalam kisah ini).

Setelah melalui pertimbangan, dewan direksi Twitter memutuskan menerima penawaran Musk.

Keputusan itu dicuitkan pada 25 April.

"Yesssss," cuit Musk.

Menurut Musk, Twitter telah kehilangan arah.

Dia menilai Twitter terlalu sering membatasi pembicaraan.

Padahal, menurut Musk, sebagai balai kotanya dunia Twitter perlu menempatkan kebebasan berpendapat di atas segala-galanya.

Musk juga menyatakan tidak peduli dengan ekonomi sama sekali dalam sebuah wawancara di konferensi TED2022 di Vancouver, Kanada.

Namun beberapa bulan setelah kesepakatan itu, nilai saham perusahaan-perusahaan teknologi jatuh. Nilai Twitter pun ikut menurun.

Banyak analis mulai mempertanyakan apakah Musk membayar terlalu mahal untuk mendapatkan Twitter.

Musk mulai mengajukan sejumlah pertanyaan secara publik, salah satunya, berapa banyak akun pengguna asli Twitter?

Adapun dia telah bertahun-tahun mengeluhkan banyaknya akun bot di Twitter.

Setelah tawarannya diterima, Musk berulang kali meminta Twitter memberi data mengenai berapa banyak sebenarnya pengguna asli dari platform tersebut.

Data yang dibagikan eksekutif Twitter menunjukkan bahwa kurang dari 5% pengguna aktif harian adalah bot, yang diperkirakan berdasarkan sampel acak akun-akun di Twitter. Itu tampaknya membuat Musk marah.

Musk menanggapi utas panjang Agrawal, yang menjelaskan bagaimana Twitter mencapai angka itu, dengan emoji kotoran.

Sayangnya, kesepakatan antara Musk-Twitter pun menjadi berantakan. Pada 8 Juli, Musk mengumumkan bahwa dia ingin menarik diri dari kesepakatan itu.

Sulit untuk memastikan apakah Musk saat itu benar-benar ingin membatalkan kesepakatan atau sedang mencoba mendapatkan harga yang lebih baik untuk Twitter.

Twitter tidak menerima itu dan menyatakan perjanjian dengan Musk terikat oleh hukum dan membatalkannya bukanlah suatu pilihan.

Persoalan ini pun masuk berujung pada gugatan di pengadilan, di mana kedua belah pihak menyewa pengacara mahal. Persidangan telah ditetapkan pada 17 Oktober di Delaware untuk memutuskan apakah Musk harus tetap membeli perusahaan itu.

Dalam dokumen pengadilan, Twitter berargumen bahwa mereka telah memberi banyak informasi soal berapa banyak pengguna sebenarnya di platform itu.

Di sisi lain, Musk berpendapat Twitter bisa memiliki bot berkali-kali lipat lebih banyak dibanding yang mereka akui secara terbuka. Musk bahkan menuduh Twitter melakukan penipuan.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement