Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Adaro Energy (ADRO) Kantongi Laba Rp36,48 Triliun, Meroket 262% di Kuartal III-2022

Cahya Puteri Abdi Rabbi , Jurnalis-Selasa, 01 November 2022 |10:54 WIB
Adaro Energy (ADRO) Kantongi Laba Rp36,48 Triliun, Meroket 262% di Kuartal III-2022
Ilustrasi saham. (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan kinerja positif hingga September 2022.

Emiten pertambangan batu bara ini mengantongi laba ini sebesar USD2,33 miliar atau setara Rp36,48 triliun, naik hingga 262% dari periode yang sama sebelumnya sebesar USD644 juta.

Adapun, kenaikan laba inti dalam sembilan bulan pertama tahun ini ditopang oleh penguatan harga yang berlanjut, serta naiknya volume penjualan perseroan sebesar 14% secara tahunan.

 BACA JUGA:Produksi Batu Bara Adaro Minerals (ADMR) Tembus 2,56 Juta Ton

Per September 2022, volume penjualan batu bara ADRO mencapai 44,2 juta ton, dari sebelumnya sebesar 38,9 juta ton. Selain itu, harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) juga naik sebesar 106%, yang turut mendorong peningkatan profitabilitas perseroan.

“Pada sembilan bulan pertama tahun 2022, Adaro terus mengeksekusi strategi untuk meningkatkan produksi dan penjualan, karena kami mengejar peningkatan melebihi 10% secara untuk dua komponen ini,” kata Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (1/11/2022).

Pada periode ini, pendapatan usaha perseroan juga tumbuh hingga 130,16% menjadi USD5,91 miliar atau setara Rp92,55 triliun, dari sebelumnya sebesar USD2,56 miliar.

Mengutip laporan keuangan, penjualan batu bara tercatat sebesar USD5,79 miliar atau setara Rp90,67 triliun. Kemudian, pendapatan jasa pertambangan tercatat sebesar USD83,83 juta atau setara Rp1,31 triliun, serta pendapatan lainnya sebesar USD36,53 juta atau Rp571,92 miliar.

Sementara, EBITDA operasional ADRO tumbuh 231% menjadi USD3,79 miliar dari sebelumnya sebesar USD1,14 miliar. Pencapaian EBITDA operasional yang tinggi mencerminkan fluktuasi cuaca, permintaan batu bara dari pemulihan aktivitas global pasca pandemi, dan dinamika geopolitis yang mempengaruhi harga.

“EBITDA operasional yang mencapai dengan kenaikan masing-masing 231% dan 262% mencerminkan kualitas laba. Seiring kita berevolusi dan berinovasi di 30 tahun ke depan, kami akan membangun Adaro yang baru,” ungkap Garibaldi.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan naik 59% hingga kuartal III 2022 menjadi USD2,54 miliar atau setara Rp39,88 triliun, utamanya disebabkan oleh kenaikan pembayaran royalti akibat kenaikan pada ASP, maupun biaya penambangan yang terjadi karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) global.

Selain itu, beban usaha hingga kuartal III naik 78% menjadi USD232 juta, disebabkan oleh kenaikan komisi penjualan sebesar 300%. Adapun, kenaikan komisi penjualan menyumbang sebesar 67% pada kenaikan beban usaha, karena harga batu bara yang lebih tinggi pada periode ini.

Per September 2022, total nilai aset ADRO tercatat sebesar USD10,03 miliar atau setara Rp157,02 triliun, tumbuh 32,22% dari posisi akhir tahun yang sebesar USD7,58 miliar. Liabilitas perseroan tercatat sebesar USD3,74 miliar dan ekuitas sebesar USD6,28 miliar.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement