Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tren Pompom Saham, Bikin Investasi Cuan atau Boncos?

Zuhirna Wulan Dilla , Jurnalis-Selasa, 08 November 2022 |12:37 WIB
Tren Pompom Saham, Bikin Investasi Cuan atau Boncos?
Tren pompom saham. (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Belakangan ini pompom saham ramai di dunia pasar modal, terutama di kalangan investor baru.

Diketahui, pompom saham sendiri adalah cara yang sering dilakukan influencer untuk mengajak masyarakat berinvestasi di suatu perusahaan.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI), Irvan Susandy menyampaikan bahwa pompom saham menjadi suatu fenomena yang ramai di bursa dan berkembang pesat sejak saat pandemi Covid-19.

BACA JUGA:Hindari Pompom Saham, BEI ke Investor: Belajar Dulu Jangan Ikut-ikutan 

Dia menyebut kalau pihaknya juga sudah rutin memberikan edukasi kepada para influencer agar tak hanya sekedar mengajak untuk kepentingan tertentu, yang mana malah merugikan investor.

"Publicfigure atau influencer nih, kita juga sudah melakukan edukasi terhadap mereka gitu ya terkait dengan pasar modal. Jadi kita sudah melakukan pembekalan edukasi dan membuka akses kami untuk berkonsultasi tentang konten-konten pasar modal," ujarnya dalam Special Dialogue Okezone, Senin (7/11/2022).

Dia pun berharap kalau edukasi yang diberikan itu bisa bermanfaat untuk para pengikut influencer ini jika tertarik berinvestasi.

"Memang untuk para influencer atau para public figure yang mengarah ke pompom saham ini, kami mengingatkan bahwa adanya moral obligation yang besar kepada mereka agar mereka juga bisa memberikan influence kepada para pengikutnya untuk selalu bertransaksi dalam koridor yang sudah diatur," jelasnya.

Kemudian, dia menjelaskan kalau edukasi yang diberikan itu tak hanya seputar berinvestasi tapi soal aturan-aturan yang baik dan benar.

"Jadi kita juga menjelaskan bagaimana, seperti apa sih kira-kira indikasi manipulasi pasar, peraturan yang berlaku seperti apa, apa yang boleh, apa yang enggak gitu ya," ucapnya.

Adapun dia mengaku kalau soal keuntungan dari tren ini tak bisa diprediksi.

Hal itu karena pasar modal yang bisa turun dan naik mengikuti kondisi global.

"Menurut saya si, kalau market bagus, semua baik-baik aja. Tapi kalau market drop dan itu berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, nah ini baru biasanya masalahnya akan muncul satu persatu," bebernya.

Sehingga dia meminta agar para investor bisa lebih memahami risikonya.

Jangan hanya terpaku pada influencernya saja tapi harus punya pengetahuan juga.

"Nah terkait dengan ini sebenarnya kembali lagi kepada investornya sendiri, seberapa jauh mereka memahami risiko yang ada dan seberapa jauh mereka mau mengambil risiko tersebut gitu ya, karena keputusan investasi ini kan kembali lagi kepada pemilik dana," katanya.

Lalu, dia juga mengimbau agar investor terutama yang baru dapat hati-hati untuk menginvestasikan dana mereka.

Dia mengakui benar tren ini bisa menguntungkan, tapi tentu tak lepas dari risiko yang bisa terjadi.

"Para investor juga harus berhati-hati dengan dana yang mereka miliki untuk mereka gunakan investasi," lanjutnya.

"Kita harapkan juga investor ini cukup memiliki niat untuk belajar, memiliki niat untuk belajar dan memahami proses investasi yang ada di pasar modal, sehingga pada saat mereka melakukan investasi itu dilakukan dengan penuh kesadaran dan mereka tahu risiko-risiko yang akan muncul," pungkasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement