Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ancaman Resesi 2023, Sistem Pay Later Bisa Dorong Konsumsi Rumah Tangga?

Fayha Afanin Ramadhanti , Jurnalis-Rabu, 09 November 2022 |17:01 WIB
Ancaman Resesi 2023, Sistem <i>Pay Later</i> Bisa Dorong Konsumsi Rumah Tangga?
Ancaman Resesi Global 2023 (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2022 tumbuh 5,72%. Angka ini menunjukkan bukti bahwa ekonomi Indonesia masih 'kebal' dari isu resesi global 2023.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kaurtal IV-2022 akan sedikit mengalami moderasi dari kuartal III-2022.

"Perkiraan ini terutama mempertimbangkan siklus perekonomian yang biasanya melambat di akhir tahun, serta high base-effect pada triwulan IV-2021," ujar Sri Mulyani, Rabu (9/11/2022).

BACA JUGA:4 Hal Penting yang Perlu Disiapkan Hadapi Ancaman Resesi 2023 

Pada kuartal keempat tahun lalu, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,02% (yoy), setelah pada kuartal sebelumnya tumbuh 3,51% (yoy).

Secara keseluruhan tahun 2022, dirinya memproyeksikan laju pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5% (yoy) sampai 5,3% (yoy) atau sedikit meningkat dari perkiraan sebelumnya, yakni 5,2% (yoy).

Ekonomi Indonesia dihadapkan pada berbagai perubahan yang cepat dan fundamental; mendorong kondisi perekonomian yang lebih stabil di tengah isu resesi global saat ini.

Salah satu faktor pendukung kondisi ini adalah adanya peningkatan daya konsumtif dan investasi masyarakat Indonesia pasca pandemi.

Tercatat, aktivitas belanja pada kelompok masyarakat menengah atas, khususnya untuk kebutuhan tersier, berhasil mengerek pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2022 sebesar 5,39% (year-on-year/yoy).

 

Pulihnya konsumsi masyarakat ini juga didorong oleh perubahan pola gaya hidup masyarakat yang jadi terbiasa membeli kebutuhan secara online dan peralihan menggunakan sistem pay later sebagai metode pembayaran.

“Maraknya isu mengenai resesi secara tidak langsung membuat masyarakat Indonesia semakin jeli dalam mengatur pengeluarannya," kata Country General Manager Atome Winardi Wijaya dalam risetnya.

Pemerintah juga telah mengatakan bahwa pemulihan ekonomi saat ini tidak hanya didorong oleh tingginya daya konsumtif masyarakat namun juga oleh peningkatan angka edukasi dan literasi keuangan yang telah dilakukan oleh sejumlah pihak yang bergerak di industri ini.

Masifnya edukasi akan layanan digital membuat masyarakat semakin paham akan opsi layanan keuangan yang mereka butuhkan dan mendorong besarnya angka transaksi dan permintaan di pasar keuangan.

“Layanan pay later menjadi salah satu opsi terbaik yang dapat dinikmati masyarakat di era sekarang ini," katanya.

Dengan kemudahan yang ditawarkan oleh industri pay later, memungkinkan masyarakat untuk dapat tetap berinvestasi di tengah memenuhi berbagai kebutuhan bulanannya. Hal ini dapat direalisasikan dengan memanfaatkan layanan pay later yang memungkinkan masyarakat untuk mengontrol nominal pembayaran bulanan atas transaksi yang mereka lakukan tiap bulannya.

 Resesi

Dengan berbagai produk dan layanan yang ditawarkan, ditambah dengan edukasi yang tepat, Winardi yakin bahwa dengan adanya alternatif pembayaran Buy Now, Pay Later (BNPL) dapat membuat Indonesia tidak masuk kedalam jurang resesi karena turunnya daya beli masyarakat.

Di sisi lain, layanan BNPL terbukti dapat membantu para pelaku usaha dalam menaikan angka pembelian rata-rata (average basket size) pembeli sebesar 30% berdasarkan survei yang dilakukan bersama dengan ratusan merchant Atome.

Edukasi terkait hal inilah yang kemudian diakui oleh Winardi akan pelan-pelan mendorong angka literasi dan inklusi yang terus bertambah serta mendukung peningkatan status pemulihan ekonomi kearah yang positif.

“Kami optimis sistem pay later dapat memberikan pengaruh besar tidak hanya bagi kemajuan bisnis dan industri, namun mempercepat dan mendukung penguatan perekonomian Indonesia meski ancaman resesi masih ada,” kata Winardi.

Atome sendiri, yang baru saja masuk ke pasar Indonesia sejak tahun 2019 telah memiliki lebih dari 5 juta pengguna yang tersebar di seluruh Indonesia.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement