JAKARTA - Sektor pangan dalam negeri mencatat pertumbuhan positif, meski dunia dihadapkan pada gejolak geopolitik hingga ancaman resesi ekonomi.
Di Indonesia, industri makanan seperti jagung, tebu, dan komoditas lainnya memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan makro ekonomi nasional.
Baca Juga:Â Industri Makanan dan Minuman Tarik Investasi Rp21,9 Triliun, Serap 1,1 Juta Tenaga Kerja
"Dalam situasi global seperti hari ini, pangan adalah salah satu pertumbuhan ekonomi atau bidang usaha yang terus tumbuh. Emang, yang ada di industri makan, pangan produksi jagung, tebu dan lainnya, ini menjadi suatu pusat pertumbuhan ekonomi," ungkap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Kamis (1/12/2022).
Erick mencatat, potensi produktivitas pertanian dan perikanan di Indonesia sangat besar. Karena itu, harus dikembangkan agar memberi kesejahteraan bagi petani dan nelayan.
Baca Juga:Â Industri Makanan Bakal Diserbu Robot, Manusia Tergantikan?
Pangan juga menjadi instrumen utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan terus membaik hingga 2024.
"Apalagi masyarakat kelas menengah pada tahun 2030 akan mencapai sekitar 145 juta jiwa dan angka ini akan terus melanjut. Daya beli meningkat menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang membaik, konteks lain artinya perlu pangan,” tuturnya.
Erick pun meminta BUMN bersama pihak swasta memanfaatkan infrastruktur pangan di dalam negeri. Kolaborasi itu akan membentuk satu ekosistem yang mampu mendorong kemandirian pangan.
Follow Berita Okezone di Google News