Edi juga mengatakan pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pemasok bioetanol, regulator hingga Pertamina. Di sisi lain, Direktur PT Energi Agro Nusantara (Enero) Dimas Eko Prasetyo mengungkapkan pihaknya siap memasok bioetanol dari molases (tetes tebu) untuk mendukung proyek percontohan tersebut.
Enero merupakan anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara X yang mengolah molases (tetes tebu) menjadi etanol dengan tingkat kemurnian 99,5%.
"Kalau kami dari sisi produsen sudah siap. Kalau kita pikir target E5, E10, Jawa saja masih belum tapi kalau tidak dimulai dari yang kecil, bagaimana mau besar," katanya.
Dimas menyebut saat ini masih menunggu kesiapan di sisi hilir karena perlu diselesaikan dari sisi komersial.
"Misalnya harga sampai end user seperti apa, skemanya seperti apa, juga fasilitas dan lainnya," kata Dimas.
Program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi diproyeksikan dapat menjadi solusi peningkatan jumlah produksi bioetanol nasional dari 40 ribu kiloliter di tahun 2022 menjadi 1,2 juta kiloliter di tahun 2030 dan menjadi potensi campuran BBM jenis minyak bensin.
Hal ini didasarkan pada studi yang dilakukan di Brasil, di mana energi yang dihasilkan dari 1 ton tebu setara dengan 1,2 barel crude oil.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)