JAKARTA - Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah dipastikan terjadi pembengkakan. Berdasarkan perhitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung mencapai USD1,449 miliar atau setara Rp21,7 triliun.
Adanya pembengkakan biaya terhadap proyek KCJB disebabkan adanya biaya pengadaan lahan ang memakan porsi besar terhadap biaya proyek KCJB, kondisi geoogi di tunnel 2 yang cukup ekstrem, pandemi covid, penggunaan frekuensi GSM-R yang mmbutuhkan biaya investasi mahal dan biaya investasi intalasi listrik yang masih mahal.
Menanggapi hal tersebut, Peneliti Senior Masyarakat Transportasi Indonesia Bidang Pembiayaan Infrastruktur, Refi Patra Gadia menilai perencenaan proyek KCJB tidak baik, sehingga terjadinya pembengakan biaya dan mangkraknya proyek KCJB.
Seharusnya dalam proyek infrastruktur, perencanaan proyek harus sudah dapat mengantisipasi hal-hal yang seharusnya tidak menyebabkan suatu proyek tidak berjalan dengan baik.
Baca Juga: KCIC Minta Konsesi Kereta Cepat Diperpanjang 80 Tahun, Wamen BUMN: Saya Rasa Relevan
"Sejauh mana kualitas dokumen perencanaan itu sendiri, karena kita tahu perencanaan infrastruktur itu kita melihatnya keseluruhannya baik dari perencanaan, pelelangan, pelaksanaan sampai dengan eksekusi. Kita lihat memang salah satu yang menjadi tantangan ini salah satunya yakni pembebasan lahan dan kondisi tanah yang tidak stabil. Biasanya yang namanya pembangunan infrastruktur di awal-awal perencanaan atau penyiapan itu menurut saya harusnya sudah ada melakukan definisi untuk daerah yang cukup criticalnya," katanya dalam Market Review IDXChannel, Kamis (15/12/2022).