Share

Krakatau Steel Bidik Laba Rp1,3 Triliun di 2023

Cahya Puteri Abdi Rabbi, MNC Portal · Jum'at 30 Desember 2022 14:32 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 30 278 2737207 krakatau-steel-bidik-laba-rp1-3-triliun-di-2023-7cRZoeScfo.jpg Krakatau Steel Bidik Laba 2023. (Foto: Okezone.com)

JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mengincar laba USD88 juta atau setara Rp1,3 triliun (kurs Rp15.600 per USD di 2023). Hal ini sejalan dengan perbaikan kinerja tahun ini yang diperoleh pasca restrukturisasi utang dan transformasi perseroan.

“Untuk penjualan di 2023 ditargetkan USD1,8 miliar, dengan keuntungan mencapai USD88 juta,” kata Direktur Utama KRAS, Silmy Karim dalam paparan publik, Jumat (30/12/2022).

Sebagai informasi, hingga September 2022 KRAS mengantongi laba bersih sebesar USD80,3 juta atau naik 134% dari sebelumnya sebesar USD59,5 juta. Adapun, pendapatan perseroan tercatat sebesar USD1,8 miliar meningkat 14,5% dari USD1,6 miliar.

Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Rights Issue Incar Rp3 Triliun, Kapan?

Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh kenaikan volume penjualan sebesar 6,9% dan kenaikan harga jual komposit HSM & CRM sebesar 22,8% dari sebesar USD741/ton menjadi sebesar USD910/ton. Produktivitas KRAS hingga September 2022 juga mengalami kenaikan sebesar 4,2% dari semula 1,44 juta ton menjadi 1,50 juta ton.

“Harapannya kinerja Krakatau Steel akan semakin baik, di 2023 proyeksi kami masih membukukan keuntungan,” imbuhnya.

Sebelumnya, perseroan resmi menambah kepemilikan saham pada PT Krakatau Posco (KP) dari sebelumnya 30% menjadi 50%. Krakatau Posco merupakan perusahaan patungan atau joint venture antara Krakatau Steel dengan Posco Holding, Korea yang dibentuk pada tahun 2010 dengan nilai investasi sekitar USD3 miliar.

Baca Juga: Anak Usaha Krakatau Steel Segera IPO, Incar Rp3,1 Triliun

Peningkatan kepemilikan saham tersebut diyakini akan mendongkrak kinerja perseroan ke depan. Silmy menyampaikan, dengan kepemilikan 50% di KP ini merupakan bagian sinergi dari Steel Cluster Roadmap 10 Juta Ton, yang memungkinkan kolaborasi penuh antara dua pihak untuk mengurangi ketergantungan impor.

“Selain itu, juga dapat memiliki operasi baja terintegrasi dan memungkinkan efisiensi operasional yang kompetitif dengan pemain global lainnya,” ujar Silmy.

Meningkatkan kepemilikan saham perseroan di KP juga membuat KRAS berpotensi mendapatkan pendapatan konsolidasi atas peningkatan kinerja KP, sesuai dengan kepemilikan saham perseroan.

Follow Berita Okezone di Google News

Lebih lanjut, sehubungan dengan pentingnya perluasan kapasitas produksi eksisting dan produksi baja khusus untuk kendaraaan atau mobil listrik, perseroan dan Posco memiliki rencana investasi jangka panjang dengan total nilai sekitar USD3,5 miliar.

Secara rinci, rencana investasi tersebut meliputi pembangunan Cold Rolling Mill #2 (CRM#2) kapasitas 1.0 juta ton per tahun, pembangunan fasilitas Iron & Steel Making kapasitas 3.0 juta ton per tahun, peningkatan kapasitas Hot Strip Mill #2 (HSM#2) menjadi 3.0 juta ton per tahun, serta pembangunan Cold Galvanizing Line (CGL) kapasitas 0.5 juta ton per tahun.

“Ini penting untuk mewujudkan rencana kami dalam mendukung program pemerintah membangun ekosistem kendaraan listrik, yang mana pemerintah ingin Indonesia menjadi sentra produksi kendaraan listrik. Ini pasar yang kami tuju,” pungkasnya. 

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini