Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street 2022 Alami Penurunan Terbesar Sejak Krisis 2008

Fayha Afanin Ramadhanti , Jurnalis-Sabtu, 31 Desember 2022 |08:18 WIB
Wall Street 2022 Alami Penurunan Terbesar Sejak Krisis 2008
Wall Street Ditutup Melemah. (foto: Okezone.com/Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street menutup tahun perdagangan 2022 lebih rendah di Jumat waktu setempat. Hal ini menjadi penurunan tajam selama setahun yang didorong kenaikan suku bunga Bank Sentral AS untuk menekan laju inflasi, kekhawatiran resesi hingga perang Rusia-Ukraina.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 73,55 poin atau 0,22% menjadi 33.147,25 poin. Indeks S&P 500 merosot 9,78 poin atau 0,25% menjadi 3.839,50 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 11,60 poin atau 0,11% menjadi ditutup pada 10.466,48 poin.

Tiga indeks utama Wall Street membukukan penurunan tahunan pertama sejak 2018 ketika era kebijakan moneter yang longgar berakhir dengan laju kenaikan suku bunga tercepat Federal Reserve sejak 1980-an.

Baca Juga: Wall Street Menguat Didukung Optimisme Investor

Sepuluh dari 11 indeks di S&P 500 berakhir melemah dan dipimpin sektor real estat dan utilitas. Secara tahunan, indeks S&P 500 melemah 19,4% atau penurunan kapitalisasi pasar sekitar USD8 triliun.

Sedangkan Nasdaq yang ramai akan perusahaan teknologi anjlok 33,10%, dan indeks Dow Jones Industrial Average melemah 8,9%.

Persentase penurunan tahunan untuk ketiga indeks Wall Street menjadi yang terbesar sejak krisis keuangan 2008. Di mana sebagian besar didorong oleh penurunan saham-saham pertumbuhan, karena kekhawatiran atas kenaikan suku bunga Fed yang cepat meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Baca Juga: Wall Street Jatuh Terseret Kekhawatiran Resesi

"Alasan makro utama berasal dari kombinasi peristiwa, gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung yang dimulai pada tahun 2020, lonjakan inflasi, keterlambatan The Fed memulai program pengetatan suku bunga dalam upaya untuk menahan inflasi," kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall, dikutip dari Antara, Sabtu (31/12/2022).

Indikator ekonomi juga menunjukkan resesi, ketegangan geopolitik termasuk perang Ukraina, dan kasus COVID China yang melonjak serta ketidakpastian atas Taiwan.

Saham-saham pertumbuhan pun berada di bawah tekanan dari kenaikan imbal hasil selama sebagian besar tahun 2022 dan telah berkinerja buruk dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang terkait secara ekonomi, membalikkan tren yang telah berlangsung selama sebagian besar dekade terakhir.

Apple Inc, Alphabet Inc, Microsoft Corp, Nvidia Corp, Amazon.com Inc, Tesla Inc adalah hambatan terburuk pada indeks saham pertumbuhan (growth stocks) S&P 500 yang anjlok antara 28% dan 66% pada tahun 2022.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement