Dia membeli 4 unit bus yang didapatnya dari PO Serayu sebagai langkah awal usahanya.
Pembelian itu sudah termasuk juga dengan nama, administrasi, trayek, dan lainnya. Kepemilikan unit bus tersebut dibuat atas nama Koesma. Tapi dirinya memilih untuk tetap menggunakan nama Serayu. Mitsubishi Fuso dan varian bus Mitsubishi lainnya dipilih sebagai unit pertama pada masa itu.
Menggunakan 4 unit bus yang dimilikinya, dia memilih untuk membuka trayek Kuningan ke Jakarta dengan waktu keberangkatan pagi.
Tepat pada 1990, manajemen merubah dan mempermanenkan nama Serayu ke Luragung Jaya.
Nama itu tidak semata-mata dibuat, tetapi memiliki hubungan dengan sejarah awal mula Kabupaten Kuningan berdiri.
Luragung diambil dari nama Ki Gedeng Luragung (Jayaraksa), di mana dia mempunyai anak bernama Suranggajaya yang selanjutnya menjadi Adipati Kuningan.
Daerah tempat tinggal Ki Gedeng Luragung termasuk salah satu daerah paling tua dan menjadi cikal bakal berdirinya Kabupaten Kuningan sekarang ini.
Jadi Luragung Jaya diambil dari nama Ki Gedeng Luragung, untuk nama Jaya kemungkinan diambil dari nama Jayaraksa atau Suranggajaya.
Kini Luragung Jaya sudah memiliki banyak anak perusahaan yang dikelola oleh anak-anak Koesma.
Tidak jauh berbeda, anak perusahaan tersebut masih bergerak dibidang jasa transportasi bus AKAP.
Di antaranya yaitu PO Termuda, PO Putri Luragung yang dulunya bernama Sahira, PO Putra Luragung, serta PO Putra Luragung Sakti.
Dengan adanya anak perusahaan pilihan bus pun menjadi beragam.
Jadi masyarakat dapat memilih sesuai kenyamanan mereka.
Luragung Jaya dapat menjadi pilihan jika ingin menggunakan kelas ekonomi, sedangkan anak perusahaan lain melayani kelas atas serta bisnis AC.
(Zuhirna Wulan Dilla)