JAKARTA – Bos Perusahaan otobus (PO) di Indonesia semakin menjadi sorotan, seperti Garuda Mas, Doa Ibu hingga Primajasa.
Hal ini lantaran pemiliknya merupakan seorang konglomerat yang memiliki beragam bisnis bahkan sekaligus terjun di dunia politik.
Sebagaimana diketahui, bos PO Garuda Mas adalah Barmawi, dan pemilik PO Doa Ibu yakni Budi Budiman. Sedangkan untuk pemilik PO Primajasa adalah Amir Mahpud.
BACA JUGA:Kisah 3 Saudara Dirikan PO Bus Adiputro
Ada pula tiga saudara yang mendirikan PO bus Adiputro, mereka bernama Andreas Jethrokusumo, Jesse Jethrokusumo dan David Jethrokusumo.
Berikut fakta para bos Garuda Mas, Doa Ibu hingga Primajasa yang dirangkum Okezone, Minggu (8/1/2023):
1. Barmawi
Garuda Mas dirintis sejak 1972 oleh Barmawi. Garuda Mas merupakan salah satu operator bus paling populer di wilayah Purwodadi, Jawa Tengah. Didirikan pada 1972 di Cirebon, perusahaan ini menyediakan banyak rute dari dan menuju wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan trayek unggulan Jakarta – Purwodadi.
Kualitas pelayanannya pun semakin terjamin setelah mendapat sertifikat pelatihan Properly Driving Course untuk sopir yang diadakan oleh PT Hino Motors Sales Indonesia pada 2018.
Eksistensi perusahaan Otobus (PO) yang pada mulanya bernama Gunung Mas ini diawali dengan rute perdana Cirebon – Majalengka pulang pergi. Seiring bisnis yang terus berkembang, Garuda Mas akhirnya memperluas wilayah pelayanannya dengan membuka rute-rute baru dari dan menuju berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Beberapa jurusan yang dilayani dan menjadi andalannya adalah trayek Jabodetabek tujuan Purwodadi, Blora, Magetan, Pekalongan, Grobogan, Cepu, Ngawi, dan Sragen.
Dalam melayani penumpangnya, Garuda Mas memiliki keunggulan dalam menyediakan pilihan kelas bus yang bervariasi. Bus ini menyediakan kelas ekonomi AC, bisnis non-AC, bisnis AC, VIP, eksekutif, dan super eksekutif, sehingga memungkinkan pengguna memilih kelas sesuai kebutuhannya. Fasilitas yang disediakan Garuda Mas juga tak perlu diragukan lagi.
2. Budi Budiman
Dia merupakan mantan Wali Kota Tasikmalaya periode tahun 2012-2017 dan 2017-2020.
Dirinya ditaksir mempunyai harta kekayaan hingga Rp24 miliar. Selain dari Doa Ibu dan menjadi wali kota, kekayaannya ini juga dihasilkan dari Group Mayasari.
Pria kelahiran 27 April 1965 ini diketahui sebagai pengusaha Group Mayasari di Tasikmalaya.
Adapun di tengah-tengah masa jabatannya menjadi wali kota, Budi Budiman sempat tersangkut korupsi Dana Alokasi Khusus 2018.
3. Amir Mahpud
Amir dikenal juga dengan menggeluti dunia politik.
Kini Amir menjabat sebagai Dewan Pembina DPP Partai Gerindra.
4. Andreas Jethrokusumo, Jesse Jethrokusumo dan David Jethrokusumo
Adiputro merupakan sebuah perusahaan karoseri bus asal Malang Raya, Jawa Timur.
Awal membangun karier, ketiga bersaudara ini masih bekerja di sebuah dealer mobil. Namun, ketika peluang permintaan pasar otomotif terhadap mobil penumpang melonjak naik, ketiga bersaudara ini pun memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan memulai membuka usaha karoseri kecil-kecilan pada tahun 1973.
Tidak membutuhkan waktu lama, usaha karoseri ini berkembang pesat sampai pada akhirnya ketiga bersaudara itu memutuskan untuk mendirikan perusahaan karoseri dengan nama Adi Putro pada tahun 1975 di Malang, Jawa Timur yang hingga kini masih menjadi kantor pusatnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)