JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyiapkan tujuh langkah strategis untuk merespons bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi.
Pertama, BI memperkuat operasi moneter melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang sesuai dengan kenaikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 5,75% di Januari 2023.
"Kedua, memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Baca Juga:Â BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75%
Ketiga, BI melanjutkan penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder untuk memperkuat transmisi kenaikan BI7DRR dalam meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investor portofolio asing guna memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah. Keempat, mengimplementasikan instrumen operasi moneter (OM) valas berupa TD valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) sebagai instrumen penempatan DHE oleh eksportir melalui bank kepada BI.
"Kemudian, yang kelima adalah melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan fokus pada respons suku bunga perbankan terhadap suku bunga kebijakan," ucap Perry.
Baca Juga:Â BI Diproyeksi Naikkan Suku Bunga, Bagaimana Nasib Saham Properti dan Otomotif?
Langkah keenam adalah memperkuat kebijakan sistem pembayaran dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan mendorong implementasi BI-FAST melalui perluasan kepesertaan BI-FAST baik melalui bank maupun Lembaga Selain Bank (LSB), kanal layanan serta implementasi layanan Fase 1 Tahap 2 (Bulk Credit, Direct Debit, dan Request For Payment), ditambah dengan implementasi dan sosialisasi Kartu Kredit Pemerintah Domestik sesuai timeline pada tahun 2023, serta melanjutkan perluasan implementasi QRIS melalui strategi 45 juta pengguna dan 1 miliar volume transaksi pada tahun 2023 serta pengembangan fitur QRIS dan QRIS antarnegara.
Follow Berita Okezone di Google News