JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi mengungkapkan bahwa aktivitas perekonomian global menunjukkan sinyal perlambatan. Hal ini terlihat dari Global Trade Indicator yang menunjukkan kapal-kapal untuk komoditas utama dunia terus menurun.
"Kalau kita lihat PMI secara global di Eropa, China, Asia, Amerika, Jepang juga menunjukkan tren penurunan. Jadi memang tantangannya 2023 ini saya kira cukup berat," ujar - Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto, dalam Keynote Speech BRI Microfinance Outlook 2023, Kamis (26/1/2023).
Baca Juga:Â Indonesia-Singapura Siap Jadikan Asia Tenggara Pusat Ekonomi Dunia
Dari sisi komoditas unggulan seperti CPO dan nikel juga mengalami tekanan. Hal tersebut tentu mempengaruhi daerah-daerah penghasil komoditas sehingga pertumbuhan ekonominya tertahan.
Namun untuk upside risk, Septian juga Kemenko Marves melihat reopening China berdampak positif bagi perekonomian global dan juga terhadap Indonesia.
Baca Juga:Â 6 Fakta Mengerikan 16 Negara Pasien IMF hingga 63 Negara Alami Stres Utang
"Jadi kalau kita lihat ekspor kita ke China itu saya kira angkanya sudah cukup besar hampir USD60 miliar dan ini jauh dibandingkan nomer dua Amerika Serikat di angka US27-28 miliar," katanya.
Adapun tabungan Indonesia yang ada di China menumpuk hingga USD1,9 triliun. Sehingga adanya reopening China dan konsumsi dari sana untuk wisata di Bali dampaknya akan cukup signifikan.
Follow Berita Okezone di Google News