Share

2023 Penuh Tantangan, Jokowi: Saya Mengajak Semua Tetap Optimistis

Cahya Puteri Abdi Rabbi, MNC Portal · Kamis 26 Januari 2023 17:05 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 26 320 2753690 2023-penuh-tantangan-jokowi-saya-mengajak-semua-tetap-optimistis-6rrzw973zA.png Jokowi Ajak Semua Pihak Tetap Optimistis (Foto: Tangkapan Layar)

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak semua pihak untuk tetap optimistis menatap 2023 meski tahun ini akan sulit dan penuh tantangan. Apalagi saat ini kondisi ekonomi global masih diselimuti ketidakpastian imbas perang hingga ancaman perubahan iklim.

“Dalam situasi yang menantang ini, saya mengajak semua kalangan untuk tetap optimistis,” kata Jokowi dalam acara Saratoga Investment Summit 2023 di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Jokowi menambahkan, pandemi Covid-19 memberikan banyak pelajaran dan memaksa seluruh pihak untuk beradaptasi dan bertransformasi. Hal itu dilakukan dengan mengoptimalkan teknologi untuk mendorong berbagai inovasi.

BACA JUGA:Hati-Hati! Sinyal Melambat, Tantangan Ekonomi di 2023 Cukup Berat 

Jokowi menilai masih banyak potensi yang belum tergarap secara optimal. Selain itu, masih banyak peluang pertumbuhan yang menjadi daya tarik investasi, seperti pembangunan infrastruktur di berbagai daerah di Pulau Jawa, sehingga daerah-daerah di luar Jawa semakin menarik untuk menjadi tujuan investasi.

“Investasi akan terus kita dorong. Kita terbuka pada investasi yang meningkatkan nilai tambah, ramah lingkungan, berkelanjutan dan inklusif,” katanya.

Sebagai informasi, target investasi Indonesia tahun ini sebesar Rp1.400 triliun. Angka itu naik dari target investasi tahun lalu yang sebesar Rp1.200 triliun. Sementara pada tahun lalu, realisasi investasi mencapai Rp1.207,2 triliun atau meningkat 34,0% dibanding tahun 2021.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, seluruh pihak memandang kondisi eksternal Indonesia sangat tidak pasti saat memasuki 2023.

"Bahkan berbagai lembaga internasional berlomba-lomba menciptakan proyeksi yang membuat semakin suram," kata Sri Mulyani.

Follow Berita Okezone di Google News

Ketidakpastian tersebut bukan tanpa alasan lantaran tren peningkatan suku bunga global sedang terjadi, yang mana terdapat kenaikan bunga acuan 450 basis poin (bps) hingga 500 bps hanya dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan.

Tingginya kenaikan suku bunga ini, kata Sri Mulyani, tentunya akan menekan berbagai sektor ekonomi sehingga memunculkan banyak fenomena terutama selama tingkat inflasi masih tinggi.

Selain kebijakan moneter yang cenderung ketat dengan suku bunga tinggi serta peningkatan inflasi, terdapat pula tren arus modal keluar yang menambah ketidakpastian, terutama di negara berkembang (emerging markets).

Keluarnya modal asing menjadi guncangan tersendiri bagi nilai tukar di negara-negara berkembang, ditambah kondisi dolar AS yang menjadi relatif sangat kuat belakangan ini.

Maka dari itu, dia berpendapat situasi tersebut mengguncang global di sektor keuangan dalam bentuk efisiensi biaya dana (Cost Of Fund/CoF) dan terdapat risiko dari sisi mata uang, inflasi, dan suku bunga, sehingga muncul kemungkinan terjadi resesi di Eropa maupun Amerika.

"Kalau motor penggerak ekonomi dunia yaitu Amerika dan Eropa akan resesi sementara Tiongkok juga sedang dalam situasi yang tiba-tiba membuka perekonomian, inilah yang menimbulkan banyak dinamika untuk Indonesia waspadai," ujarnya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini