Share

Dituding Pencucian Uang, Orang Terkaya Asia Kehilangan Rp763,9 Triliun

MNC Portal, Jurnalis · Sabtu 28 Januari 2023 13:16 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 28 455 2754623 dituding-pencucian-uang-orang-terkaya-asia-kehilangan-rp763-9-triliun-oCgVGW2pmj.png Harta Orang Terkaya Asia Turun. (Foto: Okezone.com/VOA)

JAKARTA - Harta orang terkaya di Asia, Gautam Adani kembali hilang dalam dua hari. Diperkirakan nilainya mencapai USD51 miliar atau setara Rp763,944 triliun.

Penyebab menurunnya kekayaan tersebut karena perusahaan investasi New York, Hindenburg Research menuding Adani melalui beberapa anak usaha Adani Group, seperti Adani Enterprises, melakukan pencucian uang dan rekayasa akuntasi.

Hidenburg Research merilis dugaan praktik ilegal pencucian uang dan rekayasa akuntansi yang dilakukan Adani Enterprises, dengan dukungan anggota keluarga melalui beberapa perusahaan di Karibia, Mauritius, dan Uni Emirat Arab.

Baca Juga: Daftar dan Fakta Orang Terkaya Balikpapan, Medan, Palembang dari Pak Haji hingga Taipan

"Kami telah menemukan bukti penipuan akuntansi, manipulasi saham, dan pencucian uang di Adani, yang terjadi selama beberapa dekade. Adani telah melakukan prestasi besar ini dengan bantuan para pendukung di pemerintahan dan industri rumahan dari perusahaan internasional yang memfasilitasi kegiatan ini," bunyi laporan Hidenburg Research, seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (28/1/2023).

Adani Enterprises telah menjadi fokus dari 4 investigasi penipuan besar pemerintah yang diduga melakukan pencucian uang, pencurian dana pembayar pajak, dan korupsi, senilai 17 miliar dolar AS atau sekitar Rp254,648 triliun.

"Anggota keluarga Adani diduga bekerja sama untuk membuat entitas perusahaan di Mauritius, UEA, dan Kepulauan Karibia, menghasilkan dokumen impor/ekspor palsu dalam upaya nyata untuk menghasilkan omzet palsu atau tidak sah, dan untuk menyedot uang dari perusahaan yang terdaftar," sebut Hidenburg Research.

Baca Juga: 6 Orang Terkaya di Vietnam, Juaranya Punya Harta Rp65,6 Triliun

Sementara itu, Adani Enterprises menanggapi laporan itu dalam dua pernyataan terpisah, yang membantah semua tuduhan dan mengancam akan menggunakan proses hukum.

"Laporan itu adalah kombinasi jahat dari informasi yang salah dan tuduhan basi, tidak berdasar dan mendiskreditkan yang telah diuji dan ditolak oleh pengadilan tertinggi India," kata Kepala Keuangan Adani Group, Jugeshinder Singh.

Meski demikian, bantahan Adani Enterprises tak mampu meredam tekanan terhadap saham perusahaan. Dalam dua hari terakhir, Adani Enterprises telah kehilangan kapitalisasi pasar sebesar USD51 miliar dolar AS.

Follow Berita Okezone di Google News

Bloomberg melaporkan, saham Adani Enterprises kehilangan hampir seperlima (lebih dari 19%) nilainya pada perdagangan Jumat (27/1/2023).

Tak hanya itu, perusahaan lain seperti Adani Green Energy dan Adani Total Gas ikut anjlok 20%, melampaui batas harian yang diperbolehkan. Selain itu, Adani Power kehilangan kapitalisasi pasar sebesar 5 persen.

Harga saham Adani Port juga turun 13,8% dan Adani Transmission turun 19,47%. Tekanan terhadap saham perusahaan-perusahaan milik Adani tersebut juga memengaruhi jumlah kekayaannya.

Menurut Bloomberg, kekayaan Adani diperkirakan turun menjadi USD93 miliar. Adani diperkirakan kehilangan sekitar USD26 miliar kekayaannya sejak rilis laporan Hindenburg.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini