JAKARTA - Indonesia memiliki lima penjual rokok terkaya dengan harta yang sangat fantastis jumlahnya.
Dilansir dari Forbes di Jakarta, Senin (30/1/2023), deretan penjual rokok ada Robert Budi dan Michael Hartono, Oei Bian Hok, John Kusuma, Putera Sampoerna dan Susilo Wonowidjojo.
Berdasarkan catatan Okezone, industri rokok merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar dalam ekonomi negara.
Di mana dari pendapatan yang dihasilkan melalui pajak tembakau setiap tahunnya terus meningkat.
BACA JUGA:Daftar 9 Orang Terkaya di Indonesia Pemilik Bank Terbesar
Berikut ini daftar lima penjual rokok terkaya di Indonesia:
1. Robert Budi dan Michael Hartono
Posisi nomor satu diduduki oleh bos dari PT Djarum.
Di mana kakak adik Robert Budi dan Michael Hartono menjalankan usaha bisnis rokok kretek hingga berhasil meraih posisi satu orang terkaya di Indonesia.
Dari data Forbes, harta Hartono Bersaudara ini tembus USD47,7 miliar atau setara Rp714 triliun. (Kurs: Rp14.974/USD).
2. Susilo Wonowidjojo
Susilo Wonowidjojo menduduki posisi kedua penjual rokok terkaya di Indonesia.
Dia merupakan bos dari PT Gudang Garam dengan harta USD3,5 miliar atau setara Rp52 triliun.
Gudang Garam didirikan pada 958. Awalnya, kepemilikan PT Gudang Garam dipegang oleh sang kakak, Rachman Halim, hingga tahun 2008.
Namun, setelah Rachman Halim wafat, Susilo Wonowidjojo naik tahta memimpin PT Gudang Garam dari tahun 2009.
3. Putera Sampoerna
Selanjutnya, ada Putera Sampoerna yang merupakan bos dari HM Sampoerna.
Dia kini memiliki harta USD1,7 miliar atau setara Rp25 triliun.
Putera Sampoerna menjalankan berbagai macam sektor bisnis mulai dari perkebunan, keuangan, pengolahan kayu, properti, dan telekomunikasi.
4. John Kusuma
John Kusuma adalah generasi ketiga yang mewarisi bisnis rokok PT Nojorono Tobacco International.
Bisnis rokok tersebut sudah berdiri sejak tahun 1932 oleh Tan Djing Thay dan Ko Djie Siong.
Harta John Kusuma kini sebesar USD1,2 miliar atau setara Rp17 triliun.
5. Oei Bian Hok
Oei Bian Hok merupakan pendiri dari PT Gelora Djaja atau yang dikenal sekarang dengan nama Wismilak.
Dalam laporan keuangan Wismilak yang dikutip dari 2022 lalu, perseroan membukukan penjualan neto Rp757,5 miliar sepanjang tiga bulan pertama 2022. Penjualan ini naik 32,65 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp571 miliar.
(Zuhirna Wulan Dilla)