JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) baru saja mengumumkan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,9% di 2023. Serta khusus Indonesia, menurun dari yang tadinya 5% menjadi 4,8% di 2023.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani pun menanggapi dengan mengatakan bahwa memang dari sisi global ekonomi, situasi yang tadinya digambarkan sangat berat, menjadi sedikit agak ringan seperti yang disampaikan IMF.
"Makanya dari mereka muncul kata-kata 'tidak seburuk seperti dibayangkan'," ujar Sri dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2023 di Jakarta, Selasa (31/1/2023).
 BACA JUGA:Sri Mulyani Girang Rupiah Lebih Kuat Lawan Dolar AS
Hal ini karena kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Eropa menunjukkan sinyal membaik dan China yang meninggalkan strict lockdown dari Covid-19.
Ini kemudian memberikan harapan pertumbuhan ekonomi dunia 2023 akan sedikit lebih baik.
"Tidak ekstrim baik, karena masih dibawah tahun 2021. Ini akan menimbulkan dampak ke kita, di satu sisi (pertumbuhan ekonomi) Indonesia estimasi 2023 versi IMF di 4,8%, dan di beberapa lembaga internasional 4,7-5,3%," ungkap Sri.
Dia menilai bahwa momentum pemulihan ekonomi RI di 2023 masih sangat kuat. Untuk di triwulan IV-2022 diperkirakan berada di atas 5%, dengan total keseluruhan pertumbuhan 2022 di kisaran 5,2-5,3%.
"Triwulan I tahun ini kita perkirakan dengan penghapusan PPKM, maka mobilitas masyarakat dimana-mana sudah luar biasa, ini lebih tinggi lagi dari triwulan IV-2022 karena di akhir tahun kemarin memang ada Natal dan liburan akhir tahun. Ini berlanjut dan lebih kuat lagi," tambah Sri.
Follow Berita Okezone di Google News