JAKARTA - Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Bursa saham AS memangkas sebagian besar kenaikan kuat sesi sebelumnya karena aksi ambil untung.
Melansir Antara, Kamis (9/2/2023), indeks Dow Jones Industrial Average merosot 207,68 poin atau 0,61%, menjadi menetap di 33.949,01 poin, Indeks S&P 500 kehilangan 46,14 poin atau 1,11%, menjadi ditutup pada 4.117,86 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 203,27 poin atau 1,68%, menjadi berakhir di 11.910,52 poin.
Semua sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan sektor jasa-jasa komunikasi anjlok 4,1% memimpin kerugian, diikuti sektor utilitas kehilangan 1,7% dan sektor teknologi berkurang 1,3%.
Alphabet Inc adalah hambatan terbesar pada S&P 500 dan Nasdaq. Sahamnya merosot 7,7% setelah AI chatbot Bard yang baru memberikan jawaban yang salah dalam iklan daring.
Menambah suasana hati-hati, pejabat Federal Reserve pada Rabu (8/2/2023) mengatakan lebih banyak kenaikan suku bunga akan terjadi karena bank sentral AS bergerak maju untuk mengendalikan inflasi. Tidak ada yang mengisyaratkan bahwa laporan pekerjaan yang kuat pada Januari dapat mendorong tindakan kebijakan yang lebih agresif.
Follow Berita Okezone di Google News
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan inflasi tampaknya siap untuk terus melambat tahun ini tetapi perjuangan bank sentral AS untuk mencapai target 2,0% "mungkin akan menjadi perjuangan yang panjang" dengan kebijakan moneter tetap ketat lebih lama dari yang diantisipasi.
Saham-saham menguat pada Selasa (7/2/2023) setelah sesi Ketua Fed Jerome Powell di depan Economic Club of Washington, di mana dia mengatakan suku bunga mungkin perlu bergerak lebih tinggi dari yang diharapkan jika ekonomi AS tetap kuat, tetapi mengatakan dia merasa proses "disinflasi" sedang berlangsung.
Investor khawatir tentang seberapa agresif tindakan Fed tahun ini menyusul laporan pekerjaan AS yang sangat kuat pada Jumat (3/2/2023).
Mereka juga khawatir tentang laporan keuangan beragam dari perusahaan-perusahaan AS, dengan hasil lebih dari setengah perusahaan S&P 500, laba mereka diperkirakan masih akan menurun dari tahun ke tahun pada kuartal keempat 2022, menurut data IBES dari Refinitiv.
Investor juga mencerna komentar dari pidato kenegaraan Presiden Joe Biden pada Selasa (7/2/2023) malam, ketika dia mendukung seruan untuk mengenakan pajak pembelian kembali saham perusahaan.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.