"Kami mengeksplorasi pengalaman dengan teks (seperti obrolan di WhatsApp dan Messenger), dengan gambar (seperti filter Instagram kreatif dan format iklan), dan dengan pengalaman video dan multi-modal," tambahnya.
"Kami memiliki banyak pekerjaan mendasar yang harus dilakukan sebelum mendapatkan pengalaman yang benar-benar futuristik, tetapi saya senang dengan semua hal baru yang akan kami bangun di sepanjang jalan," ucapnya.
Melansir Reuters, Ahmad Al-Dahle yang akan memimpin tim produk tersebut. Kemudian nantinya dia yang akan melapor kepada Chris Cox, selaku Chief Product Officer Meta.
Langkah tersebut dinilai akan memungkinkan META untuk lebih cepat mengimplementasikan temuan tim riset AI menjadi produk yang memiliki nilai jual.
Sebelumnya pada pekan lalu, META mengungkapkan merilis model Bahasa besar baru yang diberi nama LLaMA.
Temuan ini hanya akan tersedia di bawah lisensi non-komersial untuk peneliti, dan entitas yang berafiliasi dengan pemerintah, masyarakat sipil, dan akademisi.
Sekadar informasi, kompetisi dalam hal pengembangan teknologi AI di antara perusahaan besar memang sedang sangat memanas.
Hal ini terlihat dimulai akhir tahun lalu dengan adanya peluncuran ChatGPT OpenAI yang didukung Microsoft (MSFT.O).
Sejak saat itulah yang mendorong perusahaan-perusahaan kelas atas mulai dari Alfabet Inc (GOOGL.O) hingga Baidu Inc (9888.HK) dari China, untuk mengumukan penawaran mereka sendiri.
(Zuhirna Wulan Dilla)