"Dalam ex-post, begitu bencana terjadi, pemerintah pusat memiliki BNPB. BNPB kadang-kadang anggaran awalnya kecil banget, Rp250 miliar. Namun, realisasinya bisa menembus 300% atau 3 kali lipat di atasnya, jauh lebih besar. Begitu terjadi bencana, BNPB langsung mengajukan kepada kami, dan sebagai Bendahara Umum Negara, kami memiliki cadangan untuk bencana," terang Sri.
Jadi seperti 2021, dari yang awalnya Rp250 miliar, BNPB akhirnya bisa belanja lebih dari Rp6 triliun. Di tahun 2022 juga sama, awalnya anggaran Rp250 miliar di BNPB ini adalah untuk kegiatan operasi dan maintenance, juga aktivitas BNPB, begitu bencana terjadi, pasti anggarannya berasal dari kantong bendahara umum negara dalam bentuk permintaan.
"Ini yang disebut ex-post. Biasanya saya langsung mendapatkan kebutuhan itu yang hadir duluan entah TNI, Polri, atau BNPB sendiri atau bahkan Pak Bas, Menteri PUPR untuk emergency dan untuk memberikan bantuan kemanusiaan, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi, termasuk pembangunan kembali berbagai fasilitas," ungkap Sri.
(Feby Novalius)