Share

Minyak Mentah Anjlok 4%, Harganya di Bawah USD80/Barel

Hana Wahyuti, Jurnalis · Rabu 15 Maret 2023 07:15 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 15 320 2781282 minyak-mentah-anjlok-4-harganya-di-bawah-usd80-barel-Gbh6t16QVX.jpg Harga Minyak Mentah 2023. (Foto: Okezone.com/Reuters)

JAKARTA - Harga minyak anjlok hingga 4% ke level terendah dalam tiga bulan terakhir di perdagangan Selasa. Hal ini setelah data inflasi AS dan kegagalan perbankan AS yang memicu kekhawatiran atas krisis keuangan sehingga dapat mengurangi permintaan minyak ke depannya.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun USD3,32 atau 4,1% menjadi USD77,45 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April terpangkas USD3,47 atau 4,6% menjadi USD71,33 per barel.

Catatan ini menjadi penutupan terendah untuk kedua harga acuan sejak 9 Desember 2022 dan persentase penurunan satu hari terbesar sejak awal Januari 2023. Selain itu, kedua kontrak secara teknis jatuh ke wilayah oversold untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu.

Pasar mendapat kejutan setelah kebangkrutan Silicon Valley Bank. Hal ini dapat memicu pergerakan besar dalam saham-saham bank karena investor mencemaskan kesehatan keuangan beberapa pemberi pinjaman, terlepas dari jaminan dari Presiden AS Joe Biden dan pembuat kebijakan global lainnya.

"Pasar mengantisipasi resesi di masa depan atau bisa jadi satu atau lebih dana harus mengumpulkan uang tunai dan mengurangi risiko pembukuan mereka, karena mereka khawatir tentang likuiditas setelah kegagalan bank," kata Analis Price Futures Group, Phil Flynn, dikutip dari Antara, Rabu (15/3/2023).

Sementara itu, harga-harga konsumen AS meningkat sepanjang Februari karena orang Amerika menghadapi biaya sewa dan makanan yang terus-menerus lebih tinggi, menimbulkan dilema bagi Federal Reserve AS yang perjuangannya melawan inflasi telah diperumit oleh runtuhnya dua bank regional.

"Harga minyak mentah jatuh setelah sebagian besar laporan inflasi menyegel kesepakatan untuk setidaknya satu kali kenaikan suku bunga Fed," kata Analis Pasar OANDA, Edward Moya.

Data menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,4% pada Februari dari 0,5% pada Januari. Sedikit perlambatan dalam pertumbuhan harga-harga konsumen mendorong investor untuk menilai kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Fed pada Maret.

The Fed sekarang diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya hanya dengan seperempat persentase poin minggu depan, turun dari perkiraan sebelumnya 50 basis poin, dan memberikan kenaikan lain dengan ukuran yang sama pada Mei. Pertemuan dua hari The Fed berikutnya dimulai Selasa depan (21/3/2023).

"Pekerjaan pengetatan The Fed belum selesai dan peluang meningkat bahwa mereka akan mengirim ekonomi ke dalam resesi ringan, dan risiko tetap bahwa itu bisa menjadi parah," kata Moya dari OANDA.

Follow Berita Okezone di Google News

Meski demikian penurunan harga minyak dibatasi laporan bulanan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memproyeksikan permintaan minyak yang lebih tinggi di China, importir minyak terbesar dunia, pada 2023.

Konsumen China, terlepas dari pembatasan COVID-19, kembali ke hotel, restoran, dan beberapa toko, tetapi mereka pilih-pilih tentang apa yang mereka beli, mengecewakan harapan untuk berbelanja secara royal segera setelah pandemi.

Namun, OPEC mempertahankan perkiraannya untuk permintaan minyak dunia meningkat sebesar 2,32 juta barel per hari, atau 2,3% pada tahun 2023. Sementara itu, Badan Energi Internasional (IEA) akan menerbitkan laporan bulanannya pada Rabu.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini