JAKARTA - Harga minyak anjlok hingga 4% ke level terendah dalam tiga bulan terakhir di perdagangan Selasa. Hal ini setelah data inflasi AS dan kegagalan perbankan AS yang memicu kekhawatiran atas krisis keuangan sehingga dapat mengurangi permintaan minyak ke depannya.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun USD3,32 atau 4,1% menjadi USD77,45 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April terpangkas USD3,47 atau 4,6% menjadi USD71,33 per barel.
Catatan ini menjadi penutupan terendah untuk kedua harga acuan sejak 9 Desember 2022 dan persentase penurunan satu hari terbesar sejak awal Januari 2023. Selain itu, kedua kontrak secara teknis jatuh ke wilayah oversold untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu.
Pasar mendapat kejutan setelah kebangkrutan Silicon Valley Bank. Hal ini dapat memicu pergerakan besar dalam saham-saham bank karena investor mencemaskan kesehatan keuangan beberapa pemberi pinjaman, terlepas dari jaminan dari Presiden AS Joe Biden dan pembuat kebijakan global lainnya.
"Pasar mengantisipasi resesi di masa depan atau bisa jadi satu atau lebih dana harus mengumpulkan uang tunai dan mengurangi risiko pembukuan mereka, karena mereka khawatir tentang likuiditas setelah kegagalan bank," kata Analis Price Futures Group, Phil Flynn, dikutip dari Antara, Rabu (15/3/2023).
Sementara itu, harga-harga konsumen AS meningkat sepanjang Februari karena orang Amerika menghadapi biaya sewa dan makanan yang terus-menerus lebih tinggi, menimbulkan dilema bagi Federal Reserve AS yang perjuangannya melawan inflasi telah diperumit oleh runtuhnya dua bank regional.
"Harga minyak mentah jatuh setelah sebagian besar laporan inflasi menyegel kesepakatan untuk setidaknya satu kali kenaikan suku bunga Fed," kata Analis Pasar OANDA, Edward Moya.
Data menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,4% pada Februari dari 0,5% pada Januari. Sedikit perlambatan dalam pertumbuhan harga-harga konsumen mendorong investor untuk menilai kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Fed pada Maret.
The Fed sekarang diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya hanya dengan seperempat persentase poin minggu depan, turun dari perkiraan sebelumnya 50 basis poin, dan memberikan kenaikan lain dengan ukuran yang sama pada Mei. Pertemuan dua hari The Fed berikutnya dimulai Selasa depan (21/3/2023).
"Pekerjaan pengetatan The Fed belum selesai dan peluang meningkat bahwa mereka akan mengirim ekonomi ke dalam resesi ringan, dan risiko tetap bahwa itu bisa menjadi parah," kata Moya dari OANDA.
Follow Berita Okezone di Google News