"Selama masa covid 19, hanya sektor pertanian yang mampu bertahan. Pertumbuhan ekonomi sektor lainnya mengalami penurunan. PDB Pertanian tumbuh tajam 16,24 persen. Bahkan nilai ekspor pertanian di masa covid 18 naik. Di tahun 2021 sebesar Rp 625,04 triliun meningkat 38,69% dibanding 2022, bahkan nilai tukar petani (NTP) terus meningkat," ujarnya.
"Dengan pertanian presisi, lahan pekarangan bisa kita manfaatkan untuk menghasilkan komoditas pertanian yang tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga, tapi menambah pendapatan," pinta SYL.
Mentan SYL menegaskan urgensi pertanian presisi bagi kaum milenial khususnya mahasiswa adalah bagaimana dapat terjun langsung di lapangan untuk bertani menggunakan teknologi modern dan mampu mengoptimalkan sumberdaya alam secara optimal dari hulu hingga hilir.
Kampus Universitas Padjajaran memiliki ruang strategis untuk sama-sama mewujudkan pertanian presisi melalui penerarapan smart farming dan mencetak wirausaha muda yang mampu meningkatkan produksi, nilai tambah dan kesejahteraan petani.
"Kami mengajak Universitas Padjajaran untuk ikut mengembangkan dan mensukseskan program Kementerian Pertanian, misalnya Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dan kebun bibit. Penanganan pasca panenya dapat dibangun lebih modern dan efisien," katanya