Sebelumnya ekonomi Sri Lanka, yang mengandalkan sektor pariwisata, telah hancur akibat pandemi Covid-19 selain karena seperangkat keputusan buruk yang dibuat mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa, yang menghabiskan cadangan devisa dan membuat negara itu tidak mampu mengimpor makanan, BBM atau obat-obatan.
Warga Sri Lanka kini harus menderita hari-hari pemadaman listrik yang berkepanjangan.
Krisis di sana memicu pemberontakan populer yang kerap berubah menjadi kekerasan, yang menyebabkan Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari Sri Lanka dan mengundurkan diri dari jabatannya, praktis mengakhiri kekuasaan politik keluarganya selama dua dekade.
Saudara lelakinya, Mahinda dan Basil, juga mundur dari jabatan mereka masing-masing sebagai perdana menteri dan menteri keuangan, di tengah-tengah demonstrasi antipemerintah.
(Zuhirna Wulan Dilla)