JAKARTA - Dana Moneter International (IMF) menyetujui paket penyelamatan finansial hampir USD3 miliar atau setara Rp45 triliun untuk Sri Lanka. (Kurs: Rp15.305/USD).
Dilansir VOA di Jakarta, Rabu (22/3/2023), hal ini setelah perundingan beberapa bulan dengan negara pulau di Asia Selatan yang ekonominya bermasalah itu.
BACA JUGA:
Kemudian IMF juga mengumumkan akan segera mengucurkan sekitar USD333 juta untuk Kolombo. Lembaga itu mengatakan Sri Lanka harus melakukan serangkaian perombakan ekonomi dan strategi antikorupsi sebagai bagian dari paket dana talangan tersebut.
Adapun terkait paket bantuan itu baru disetujui setelah China, India dan Jepang, kreditor internasional terbesar Sri Lanka, menyetujui strategi restrukturisasi utang.
BACA JUGA:
Kantor Presiden Sri Lanka Ramil Wickremesinghe mengeluarkan pernyataan yang menyebutkesepakatan itu akan mendatangkan bantuan hingga USD7 miliar dari IMF dan berbagai lembaga keuangan internasional lainnya.
Diketahui, Presiden Wickremesinghe telah mendorong sejumlah reformasi ekonomi, termasuk menaikkan pajak penghasilan dan mengakhiri subsidi besar untuk BBM dan listrik.
Sebelumnya ekonomi Sri Lanka, yang mengandalkan sektor pariwisata, telah hancur akibat pandemi Covid-19 selain karena seperangkat keputusan buruk yang dibuat mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa, yang menghabiskan cadangan devisa dan membuat negara itu tidak mampu mengimpor makanan, BBM atau obat-obatan.
Warga Sri Lanka kini harus menderita hari-hari pemadaman listrik yang berkepanjangan.
Krisis di sana memicu pemberontakan populer yang kerap berubah menjadi kekerasan, yang menyebabkan Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari Sri Lanka dan mengundurkan diri dari jabatannya, praktis mengakhiri kekuasaan politik keluarganya selama dua dekade.
Saudara lelakinya, Mahinda dan Basil, juga mundur dari jabatan mereka masing-masing sebagai perdana menteri dan menteri keuangan, di tengah-tengah demonstrasi antipemerintah.
(Zuhirna Wulan Dilla)