RI Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Potensi Cuan Ratusan Miliar Rupiah Hilang
JAKARTA - Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Dengan batalnya ini membuat berbagai pihak kecewa. Selain itu, banyak pihak menyoroti jumlah Rupiah yang sudah dikeluarkan untuk berbagai persiapan, namun tidak sedikit yang menyayangkan potensi keuntungan yang hilang dari perhelatan Piala Dunia U-20
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan, Indonesia berpotensi kehilangan momentum untuk membangun industri olahraga, padahal perputaran uangnya sangat besar.
“Ini akan mempengaruhi pengembangan sepakbola nasional, yang pada akhirnya berdampak ke ekonomi. Sangat disayangkan batal,” ujar Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (31/3/2023)
Lantas, seberapa besar potensi keuntungan yang hilang dari penyelenggaraan Piala Dunia U - 20 di Indonesia?
Berdasarkan hasil pantauan MNC Portal Indonesia pada sejumlah negara yang sebelumnya menjadi tuan rumah, perhelatan Piala Dunia U - 20 memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian dan pariwisata negara tersebut.
Dilansir dari situs resmi pemerintahan New Zealand, tuan rumah dari Piala Dunia U - 20 pada 2015, turnamen tersebut meningkatkan PDB sebesar USD30,4 juta atau setara dengan Rp455,58 miliar (asumsi kurs Rp14.986,50) dan menarik lebih dari 3.600 pengunjung internasional.
Selain itu, perhelatan tersebut juga menghasilkan peningkatan lama tinggal (length of stay) dengan rata-rata kunjungan pengunjung selama 14,3 malam. Lebih dari 300.000 penonton pun menghadiri 52 pertandingan di tujuh kota.
“2015 adalah tahun yang sibuk untuk menyelenggarakan acara besar di New Zealand. Laporan ini memperkuat keputusan Pemerintah untuk berinvestasi dalam acara olahraga internasional besar seperti FIFA U-20 World Cup,” ujar Menteri Ekonomi Pembangunan New Zealand, Steven Joyce dalam keterangan tertulis (19/5/2016).
