JAKARTA - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) berhasil mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 21,24% dari Rp1,52 triliun di 2021 menjadi Rp1,84 triliun pada 2022.
Dikutip Harian Neraca, Kamis (6/4/2023) Perseroan juga mencatatkan penjualan sebesar Rp7,26 triliun atau meningkat 39,55% dari periode yang sama atau year-on-year (yoy). Pada tahun 2021, SSMS membukukan penjualan sebesar Rp5,20 triliun.
Penjualan SSMS terdiri dari penjualan kepada pihak berelasi dan pihak ketiga untuk minyak kelapa sawit, inti sawit, dan tandan buah segar.
Secara rinci, penjualan kepada pihak berelasi untuk minyak kelapa sawit meningkat 20,13% menjadi Rp5,29 triliun, inti sawit meroket naik 177,7% menjadi Rp398,41 miliar, dan tandan buah segar naik naik 61,09% menjadi Rp228,08 miliar.
Sementara dari penjualan pihak ketiga untuk minyak kelapa sawit mencapai Rp1 triliun pada 2022 dari sebelumnya nihil pada 2021. Sementara penjualan inti sawit naik untuk pihak ketiga melorot 94,75% menjadi Rp5,11 miliar, dan penjualan minyak inti sawit turun 19,46% menjadi Rp333,59 miliar.
Naiknya penjualan tersebut membuat beban pokok penjualan SSMS juga terkerek naik 43,18% dari Rp2,99 triliun menjadi Rp4,29 triliun pada 2022. Meski demikian, perseroan masih mampu mencatatkan kenaikan laba kotor sebesar 34,63% menjadi Rp2,96 dari Rp2,20 triliun. Adapun jumlah aset SSMS meningkat tipis 0,86% dari Rp13,85 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp13,96 triliun pada akhir 2022.
Di sisi lain, jumlah liabilitas turun 2,81% dari Rp7,74 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp7,52 triliun pada 31 Desember 2022. Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi penurunan 48,35% dari Rp1,83 triliun menjadi Rp946,86 miliar.
Sebelumnya, SSMS optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja hingga 20% pada tahun 2023. Peningkatan penjualan produk hilir hingga riset – riset terkait menjadi sejumlah upaya perusahaan untuk mengerek naik performa keuangan.
Sekretaris Perusahaan SSMS, Swasti Kartikaningtyas seperti dikutip bisnis pernah mengatakan, pihaknya optimistis mampu mencatatkan kinerja yang lebih baik pada tahun 2023. SSMS membidik pertumbuhan laba bersih dan pendapatan sekitar 15% hingga 20% untuk tahun 2023. Dirinya mengaku optimisme perusahaan salah satunya ditopang oleh tingginya permintaan pada produk – produk dari sektor hilir.
Oleh karena itu, SSMS berkomitmen untuk memaksimalkan penjualan ke anak usahanya, yaitu PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT). “Penjualan kepada CBUT sebagai refinery akan kami maksimalkan, karena saat ini permintaan produk – produk CBUT sangat banyak dari luar negeri,” jelasnya.
(Taufik Fajar)