Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jelang Lebaran 2023, Pedagang Baju Tanah Abang Curhat Omzetnya Turun 50% di Ramadhan Ini

Advenia Elisabeth , Jurnalis-Kamis, 20 April 2023 |14:42 WIB
Jelang Lebaran 2023, Pedagang Baju Tanah Abang Curhat Omzetnya Turun 50% di Ramadhan Ini
Tanah Abang. (Foto: MPI)
A
A
A

JAKARTA - Omzet pedagang Baju Pasar Tanah Abang menurun pada Ramadhan tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya tahun 2022. Adapun penurunannya hingga 50%.

Berdasarkan pantauan MNC Portal, kondisi pasar juga terlihat sepi. Masyarakat yang datang tidak banyak yang menenteng barang belanjaan dalam jumlah banyak.

 BACA JUGA:

Salah satu pedagang baju bernama Vina menuturkan, omzetnya turun 50%, yang mana pada Ramadhan tahun lalu bisa mencapai Rp15 juta per hari, namun di momen Ramadan tahun ini hanya mampu meraup pendapatan Rp7juta - Rp8 juta per harinya.

"Turun, lebih banyak tahun lalu. Kalau tahun lalu itu bisa dapat Rp15 juta, kalau sekarang cuma dapat Rp7juta - Rp8 juta per hari," ungkapnya saat ditemui MNC Portal, Kamis (20/4/2023).

 BACA JUGA:

Vina menuturkan, penurunan pembeli tahun ini diperkirakan karena imbas dari aturan mudik yang sudah tidak ada pembatasan seperti tahun lalu.

Sehingga masyarakat lebih memilih mengeluarkan uang untuk keperluan mudik dibandingkan belanja keperluan lebaran.

 

Lanjut dia, pembeli di Pasar Tanah Abang lebih didominasi orang perantau dibandingkan orang lokal. Maka dari itu, karena tahun ini perantau banyak yang mudik, pembeli Pasar Tanah Abang jadi menurun.

"Tahun ini lebih sepi daripada lebaran tahun lalu. Karena tahun lalu itu banyak orang daerah yang belanja. Kaya misalnya dari Makasar, Medan. Kalau sekarang jarang. Kebanyakan yang beli orang sini," papar Vina.

"Daya beli masyarakatnya turun. Mungkin karena banyak yang mudik. Jadi uangnya dipake buat mudik. Kalau dulu kan masih ada aturan mudik, jadi nggak semuanya mudik. Makanya sebagian dari mereka uangnya untuk belanja," sambungnya.

Hal senada juga dikatakan Sahrul. Pedagang baju koko itu menyebut bahwa tahun ini pendapatannya menurun. Dia hanya bisa meraup banyak keuntungan saat sebelum puasa saja. Sedangkan saat puasa pembeli menurun.

Adapun sebelum puasa ia bisa mengantongi pendapatan Rp15 juta per hari, namun kini saat momen puasa hanya bisa mengantongi Rp10 juta per hari.

"Untuk omzet sebelum puasa itu seharinya Rp15 juta, semenjak puasa untuk hari-hari biasa Rp10 juta. Kalau weekend bisa lebih tapi nggak banyak juga. Dibanding tahun lalu lebih enakan tahun lalu, nggak tau kenapa, atau karena isu resesi itu, makanya daya beli masyarakatnya turun," kata Sahrul.

Dia juga bilang, pembeli ditokomya biasanya didominasi oleh perantau. Namun karena tahun ini banyak yang memilih mudik, jadi para perantau tersebut mengurungkan niatnya untik berbelanja.

"Sebelum puasa pembeli kebanyakan orang daerah, kaya dari Manado, Makasar, Sumatera. Biasanya mereka beli borongan," jelasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement