JAKARTA - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) meraup laba bersih Rp332 miliar di kuartal I 2023, turun dari Rp415,2 miliar secara tahunan.
Dikutip Harian Neraca, adapun untuk pendapatan Rp1,61 triliun di kuartal pertama 2023 atau turun 1,44% dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp 1,64 triliun. Sementara EBITDA tercatat Rp1,39 triliun.
BACA JUGA:
Untuk beban pokok pendapatan TBIG tercatat naik di tengah penurunan pendapatan. Beban pokok ini meningkat 6,20% menjadi Rp430,8 miliar, dari Rp405,7 miliar secara tahunan atau year on year (yoy). Kemudian laba kotor TBIG tercatat turun 3,95% dari Rp1,23 triliun di kuartal I 2022, menjadi Rp1,18 triliun di kuartal I 2023.
Adapun TBIG mencatatkan penerimaan kas dari pelanggan senilai Rp1,94 triliun, turun dari Rp2,22 triliun secara tahunan.
BACA JUGA:
TBIG membukukan kas dan setara kas di akhir periode sebesar Rp585,5 miliar, turun dari Rp719,8 miliar yoy. Total aset TBIG di tiga bulan pertama 2023 tercatat meningkat menjadi Rp43,2 triliun, dari Rp43,13 triliun di akhir 2022. Jumlah liabilitas TBIG tercatat turun menjadi Rp30,9 triliun di akhir Maret 2023, dari Rp32,2 triliun di akhir Desember 2022.
Di mana hal ini karena turunnya pos surat utang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun menjadi Rp16,9 triliun dari Rp18,6 triliun, dan pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun menjadi Rp2,3 triliun dari Rp4,16 triliun.
Adapun total ekuitas TBIG bertambah menjadi Rp12,36 triliun di 31 Maret 2023, dari Rp10,9 triliun di 31 Desember 2022. Hal ini akibat bertambahnya saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya menjadi Rp4,89 triliun dan jumlah ekuitas yang diatribusikan ke pemilik entitas induk menjadi Rp11,7 triliun.
CEO TBIG Hardi Wijaya Liong mengatakan untuk pertumbuhan organik dengan penambahan 597 penyewaan kotor yang terdiri dari 165 sites telekomunikasi dan 432 kolokasi.
“Penambahan penyewaan bersih dari Group lebih rendah untuk kuartal ini terutama karena beberapa penyewaan yang habis masa sewanya tidak diperpanjang oleh IOH karena mereka mengkonfigurasi ulang jaringan mereka setelah merger antara Indosat dan Hutchison 3 Indonesia,” ujarnya dikutip Kamis (4/5/2023).
Diketahui, perseroan memiliki 41.010 penyewaan dan 21.991 sites telekomunikasi per 31 Maret 2023. Sites telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 21.880 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 40.899, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,87x.
(Zuhirna Wulan Dilla)