JAKARTA - Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp32,68 miliar dari 20% laba bersih atau sebesar Rp3,75 per saham.
Dikutip Harian Neraca, Rabu (10/5/2023) Perseroan juga mengungkapkan, sebesar 80% dari laba bersih atau senilai Rp 130,23 miliar ditetapkan sebagai cadangan lainnya. Kemudian dari enam agenda putusan RUPT juga salah satunya merobak jajaran komisaris dan direksi.
Di mana perseroan memberhentikan dengan hormat Harum Akhmad Zuhdi sebagai komisaris utama, Dadan Tri Yudianto sebagai komisaris independen dan Harno Trimadi sebagai komisaris.
Lalu di jajaran direksi memberhentikan dengan hormat Sidiq Purnomo sebagai direktur teknik dan produksi. Mengangkat Hermawan Dhewayanto sebagai komisaris utama, Miftachul Munir sebagai komisaris, Nita Prihutaminingrum sebagai komisaris independent dan terakhir mengangkat Verly Widiantoro sebagai direktur teknik dan produksi.
WTON mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp7,01 triliun per Desember 2022, dengan pendapatan usaha sebesar Rp6,00 triliun, serta laba bersih sebesar Rp171,06 miliar. Angka laba bersih ini meningkat 110% dari laba bersih tahun 2021 lalu sebesar Rp81,43 miliar.
Berbekal semangat optimisme meraih kembali kejayaan seperti sebelum pandemi, WIKA Beton menetapkan sejumlah target pencapaian kinerja di tahun 2023.
Di antaranya adalah target omzet kontrak sebesar Rp8,66 triliun, target omzet pendapatan Rp7,61 triliun, serta target laba bersih sebanyak Rp225,84 miliar. Target tahun 2023 ini dapat direview lebih lanjut berdasarkan perkembangan kondisi ekonomi sepanjang tahun.
Hingga akhir Februari 2022, PT Wijaya Karya Betok Tbk. (WTON) meraih omzet kontrak baru senilai Rp1,05 triliun. Realisasi ini tumbuh 2,56% secara tahunan. Sekretaris Perusahaan Wika Beton, Dedi Indra pernah mengatakan, berbagai proyek yang menyumbang performa WTON ini didominasi oleh proyek pada sektor infrastruktur sebesar 66,95%, disusul proyek di sektor properti sebesar 10,57%.
“Sisanya berasal dari sektor energi, industri, dan tambang masing-masing menyumbang sebesar 16,49%, 5,04% dan 0,95%,”ujarnya.
Berdasarkan segmentasi kepemilikan, kata Dedi, perolehan kontrak baru WTON hingga Februari 2023 didominasi oleh swasta sebanyak 87,77%, disusul perusahaan induk WIKA 6,37% dan perusahaan BUMN lain sebanyak 5,86%.
(Taufik Fajar)