JAKARTA – Modal kerja PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjadi sorotan. Hal ini diprediksi dapat mempengaruhi kinerja perseroan.
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan menilai ada tiga risiko yang dihadapi PGEO ketika mengalami modal kerja negatif.
Pertama risiko likuiditas. Di mana perseroan akan kesulitan menghadapi kondisi eksternal seperti penagihan utang jatuh tempo.
Menurutnya, kondisi seperti ini dapat membuat kondisi perusahaan memburuk. Dengan kata lain, perusahaan dengan modal kerja negatif lebih sulit saat menghadapi turbulence dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki modal kerja positif.
“Ketika perusahaan dengan likuiditas tidak baik, maka akan semakin berisiko terhadap faktor-faktor atau risiko ke depannya,” ujarnya, Jumat (19/5/2023).
Alfred menjelaskan bahwa kondisi perusahaan dengan modal kerja negatif juga lebih berisiko default.
“Walaupun manajemen mengklaim mendapat dukungan dari holding, tapi tetap saja di atas kertas risiko default lebih besar ketimbang ketika perseroan memiliki modal kerja positif,” ujarnya.
Risiko kedua, terdapat risiko pendanaan operasional yang harus dihadapi PGEO menyusul kas yang idle.
“Modal kerja negatif juga dapat mempersempit perseroan dari sisi operasional, sehingga pergerakan PGEO untuk menjalankan bisnis atau ekspansi menjadi terbatas,” ujarnya.