JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan kerugian selama empat hari berturut-turut. Harga emas pun masih mencatat penurunan mingguan ketiga beruntun di tengah negosiasi plafon utang AS yang berlarut-larut dan inflasi AS yang meningkat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange terdongkrak 60 sen atau 0,03% menjadi USD1.944,30 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di USD1.957,10 dan terendah di USD1.936,00.
Untuk minggu ini, kontrak emas Juni tergelincir 1,90%, mencatat kerugian mingguan ketiga berturut-turut setelah turun 2,0% di minggu sebelumnya dan turun 0,25% lagi seminggu sebelumnya.
"Minggu yang sulit bagi emas berakhir karena beberapa investor mencari perlindungan jika pembicaraan plafon utang mengalami hambatan besar pada jam ke-11," kata Analis OANDA, Craig Erlam, dikutip dari Antara, Sabtu (27/5/2023).
"Ini adalah waktu krisis untuk (Washington) DC dan kemungkinan skenario TARP (dari 2008) dapat terjadi ketika Kongres pada awalnya gagal meloloskan program dana talangan bank, itulah sebabnya beberapa pedagang lari ke emas menjelang akhir pekan yang panjang. Jika bukan karena data (inflasi) hawkish lainnya, emas akan mengakhiri minggu ini dengan catatan yang jauh lebih kuat," sambungnnya.
Presiden Joe Biden menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menghindari gagal bayar kredit yang menghancurkan bahkan ketika anggota parlemen mengambil jeda 10 hari tanpa kesepakatan untuk menaikkan batas pinjaman negara untuk tetap membayar tagihan.