Jika disalahartikan itu dapat diterjemahkan sebagai mengemis. Namun, memberi sedekah kepada orang miskin adalah salah satu dari lima rukun Islam.
Memahami hal itu akan memperdalam pengertian seorang musafir tentang bagian dunia ini, bahwasanya para dermawan akan merasa suci ketika melakukannya.
Di Mesir, tip tidak hanya diberikan kepada pekerja restoran, sopir taksi, pemandu wisata, dan staf hotel, tetapi juga untuk para petugas yang membuka pintu, petugas di kamar mandi, petugas keamanan, dan pemilik toko.
Pandangan yang lebih dalam tentang baksheesh juga mengungkap bahwa itu adalah bagian dari sistem untuk merespons kebaikan seseorang yang didefinisikan secara longgar.
Pemandu wisata dan pramutamu hotel dari Kairo hingga Aswan dapat memberikan perlakuan istimewa, memastikan layanan terbaik, dan memberikan bantuan jika diberi tip sebelumnya.
Dolar diterima, begitu juga Pound Mesir. Tip senilai US$ 1-2 (sekitar Rp15.000 - Rp30.000) pun sudah cukup untuk membuat mereka memberikan senyum selamat datang.
Dalam keadaan seperti ini, tidak jarang pintu kuil di Lembah Para Raja bisa terbuka meski sebelumnya terkunci, atau toilet museum yang sudah habis jam operasinya tiba-tiba terbuka lagi untuk pengunjung.
Dan para wisatawan tidak akan menemukan informasi-informasi itu di banyak brosur wisata.
3. China
Bahkan di megalopolis China yang paling modern, seperti Beijing dan Shanghai, masih ada takhayul dan tradisi. Pemberian tip tidak diharapkan.
Jauh sebelumnya, meskipun tampaknya sulit untuk memberi penghargaan di negara yang terobsesi dengan terobosan teknologi dan masa depan, di negara ini pemberian tip pernah dilarang.
Memang, salah satu prinsip China adalah semua orang sama dan tidak ada yang menjadi pelayan bagi yang lain. Menyiratkan keunggulan atas orang lain telah lama menjadi hal yang tabu.
Meski semakin banyak hotel-hotel besar dan restoran-restoran spektakuler di China, memberi tip – terutama di kota-kota yang jarang dikunjungi – masih dianggap perilaku tidak sopan dan bentuk suap.
Namun, pertumbuhan pariwisata China, ditambah asimilasi banyak kebiasaan Barat, mengarah pada perubahan bertahap, menurut Maggie Tian, general manajer operator tur Intrepid Travel asal China, yang berbasis di Australia.
"Sementara memberi tip di China secara historis dianggap tidak sopan, hal itu sedang berubah," jelasnya.
“Orang China masih belum terbiasa memberi tip, tetapi tip sekarang dapat diterima, terutama di kota-kota besar di mana terdapat banyak penduduk dan pengunjung asing.”
“Jika Anda berkunjung, memberi tip pada porter, pemandu wisata, dan bartender dalam jumlah kecil untuk hal yang luar biasa. layanan atau dukungan khusus diterima. Terlepas dari sejarahnya, penduduk setempat akan menghargainya."