"Itu posisi aset per 31 Desember auditan, kalau dari angka itu kami malah bisa membayar klaim 5,98 bulan kedepan. Terus alasan kami menaikan iuaran apa, kan kami berdasarkan (data) itu memang belum pernah merencanakan atau mengusulkan untuk kenaikan iuran," sambungnya.
Lebih lanjut Ardi menjelaskan saat ini pihaknya terus berkomitmen untuk meningkatkan mutu dan layanan kesehatan ke masyarakat. Harapannya masyarakat bisa mendapatkan akses kesehatan yang adil dan lebih merata.
"Saat ini kami sedang fokus memperbaiki mutu layanan melalui transformasi struktural dan kultural. Sehingga peserta JKN dapat dilayani semakin mudah, semakin cepat, dan semua setara," pungkasnya.
Sebelumnya, Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) memproyeksikan bahwa BPJS bakal mengalami defisit hingga Rp11 triliun. Berdasarkan kajian DJSN itu, maka iuran BPJS diperkirakan juga bakal mengalami kenaikan untuk menutup defisit tersebut.
"Jadi sebelum itu tentu kita perlu lakukan persiapan sebelum betul-betul defisit tidak seperti yang sebelumnya. Juli 2025 (penyesuaian iuran)," kata Anggota DJSN Muttaqien saat ditemui di Kantor Pusat BPJS Kesehatan.
(Taufik Fajar)