JAKARTA – Menakar dampak tahun politik terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya, banyak pengeluaran dan perputaran uang yang terjadi selama tahun politik.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Moh. Edy Mahmud menyebut bahwa belanja pemilu sebenarnya akan mempengaruhi konsumsi lembaga non profit, terutama setelah memasuki masa kampanye.
"Meski demikian, kegiatan persiapan pemilu seperti konsolidasi nasional oleh partai politik sudah mewarnai pengeluaran partai politik pada triwulan II-2023," ungkap Edy dalam Rilis BPS di Jakarta, Senin (7/8/2023).
Hanya saja, dia belum menyebut seberapa besar dampak belanja pemilu terhadap perekonomian nasional.
"Dampak belanja pemilu secara penuh terhadap perekonomian nanti akan kita ukur setelah semua kegiatan rangkaian pemilu itu sudah terjadi," tambah Edy.
Jadi secara normatif, kata dia, kalau sekarang adanya konsolidasi dan kegiatan partai yang dilakukan di triwulan II-2023 yang kemudian tumbuh pada pengeluaran lembaga non profit.
Sebelumnya, BPS mencatat PDB Indonesia di triwulan II-2023 mencapai Rp5.226,7 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB). Sementara itu, PDB RI atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat sebesar Rp3.075,7 triliun.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2023 jika dibandingkan dengan triwulan I-2023 tumbuh sebesar 3,86%, dan secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu tumbuh sebesar 5,17%.
"Dari angka tersebut, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 2,77%," kata Edy.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)