JAKARTA - Ada sejarahnya kenapa namanya ojek merupakan kepanjangan dari ojek online. Pasalnya istilah nama ini menjadi kalimat yang sering dipakai dalam sehari-hari.
Adapun istilah ojek ini merujuk pada pengendara motor yang mengantar penumpangnya ke tempat tujuan. Namun, ada sejarahnya panggilan itu sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Simak sejarah kenapa namanya ojek dilansir dari berbagai sumber:
Ada dua versi yang menemukan penamaan ojek. Versi pertama mengatakan bahwa kata ojek berawal dari kata “objek” yang kemudian dijadikan kata kerja dengan logat jawa menjadi “ngobjek” dan mengalami penurunan menjadi “ngojek” dan akhirnya profesi tersebut dinamai “ojek.” Sementara itu, W.J.S Perwadarminta mengartikan ojek sebagai sepeda yang ditaksikan, mengacu pada perkembangan awal ojek yakni sepeda yang digunakan sebagai alat pengangkutan.
Versi yang kedua menyatakan bahwa istilah ojek atau ojeg ini bermula pada dekade 1960-an di daerah pinggiran Jakarta.
Kala itu ada seseorang yang menggunakan motor gede dengan membonceng orang lain di jok belakang, yang kemudian hilir mudik mengantar dan menjemput orang di berbagai lokasi pinggiran Jakarta. Ia pun akhirnya dijuluki dengan kalimat “naik Oto duduk ngajejek,” yang akhirnya diakronimkan menjadi ojek.
Sejak saat itu, kata ojek atau ojeg menjadi populer dan disematkan pada siapapun yang menggunakan kendaraan bermotor roda dua untuk mengangkut penumpang
-Perkembangan Ojek Tahun 1969 - 1970
Tahun 1969 di pedesaan Jawa Tengah. Kondisi jalan desa yang tidak memungkinkan untuk dilalui mobil menyebabkan sejumlah orang menawarkan ojek sepeda pada penduduk desa. Hal itu disambut baik oleh banyak orang.
Pasalnya memakai jasa ojek jauh lebih murah ketimbang menyewa supir atau mengisi bahan bakar untuk mobil. Kala itu, sepeda yang digunakan sebagai moda ojek adalah sepeda – sepeda pada zaman sebelum perang dunia II. Sepeda – sepeda tersebut dikenal sebagai sepeda yang kuat dan kekar, yang kemudian digunakan pengojek untuk membonceng orang ataupun mengangkut barang titipan penumpang.
Di Jakarta ojek sepeda muncul pada tahun 1970 di Pelabuhan Tanjung Priok, seiring dengan adanya larangan terhadap bemo, becak dan lain – lain masuk ke lokasi pelabuhan. Dari sanalah, orang – orang yang memiliki sepeda mendapat kesempatan untuk menawarkan jasa pengangkutan. Dari Tanjung Priok, ojek menyebar ke berbagai kawasan seperti Ancol, Kota dan Harmoni. Ojek sepeda makin populer karena ongkosnya yang lebih murah dan sangat bisa diandalkan untuk perjalanan dengan jarak tempuh yang dekat.
(RIN)
(Rani Hardjanti)