Dia menambahkan bahwa investasi bukan hanya diperuntukkan bagi segmen affluent dan high net worth. Namun juga bagi segmen mass market ataupun upper mass. Dengan kata lain, jangan tunggu kaya sebelum memutuskan untuk mulai berinvestasi.
2. Hati-Hati dengan Investasi Bodong
Jika ingin investasi, lakukan di tempat yang benar. Haryanto menegaskan bahwa investasi bodong sampai saat ini masih ada dan akan selalu ada. Salah satu model investasi bodong itu dia contohkan kepada oknum-oknum yang menawarkan suku bunga tidak masuk akal, 2% per bulan atau 24% setahun.
“Ga ada satu perusahaan pun, kalau minjem duit mau bayar bunga 24% setahun,” tegas Haryanto.
Semua orang yang baru ingin memulai investasi harus diingatkan akan hal ini. Baik itu yang masih muda ataupun tua. Namun menurut Haryanto, biasanya itu paling rentan terjadi kepada orang dewasa yang baru pensiun, setelah mereka bertahun-tahun mengumpulkan banyak harta dan aset di masa bekerja.
“Cari sumber-sumber informasi yang kredibel. Jangan masuk ke sesuatu yang keliatannya too good to be true. Kalau something is too good to be true, saya punya filosofi, it must be untrue. Pasti bohong, ga mungkin,” tambah Haryanto.
3. Diversifikasi Investasi
Selalu pisahkan investasi ke bermacam sektor. Selain memperluas probabilitas meraup keuntungan lebih. Cara ini juga mencegah kerugian total.
Dalam konferensi pers Wealth Summit ini, Haryanto berulang kali mengatakan ‘Diversifikasi Investasi’. Bahwa hal tersebut penting sekali diterapkan bagi seluruh orang dan merupakan bagian dari pembelajaran semua orang yang mulai berinvestasi
“Diversifikasi itu amat sangat penting. Kita harus yakinkan pada nasabah. Do not put all your eggs in one basket. Karena kalau itu dimasukkan ke satu basket, something happened dengan basket itu, hilang semua,” ucapnya.