Saat ini, Puji mengatakan banyak PLTU yang sudah bagus dalam menerapkan penggunaan alat pengendali polusi udara. Seperti halnya, pemasangan Electrostatic Precipitator (ESP) dan Low Nox Burner serta alat pemantau emisi Continuous Emission Monitoring System (CEMS).
Pemasangan teknologi ESP dan CEMS sudah diterapkan seperti PLTU Suralaya.
“Jika dipasang ESP, emisinya sangat sedikit sekali dan terpantau pada CEMS,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan berhentinya operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya unite 1-4 milik tidak mengurangi polusi. Pembangkit listrik berbahan batu bara itu milik PT PLN (Persero).
Dia mengatakan dari data terakhir yang diperoleh bahwa berhentinya PLTU Suralaya unite 1-4 tidak berdampak signifikan bagi pengurangan polusi.
"Okelah, PLTU ini disalahkan. kita matikan suralaya 1,2,3,4, tetapi apa? data terakhir tidak mengurangi polusi ternyata, tapi tetap kita matikan, karena ini komitmen sama-sama kita menjaga polusi," ujar Erick saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis, 31 Agustus 2023.
Erick memastikan polutan di DKI Jakarta dan kawasan lain merupakan musuh bersama karena itu harus diatasi secara bersama pula. Hanya saja, memberhentikan operasional PLTU di pulau Jawa dalam jangka pendek dan menengah bukan menjadi solusi.
Dia mempertanyakan, bila sejumlah pembangkit listrik batu bara dimatikan, dari mana sumber kelistrikan yang bisa didapatkan masyarakat? Erick menilai hal ini harus dapat diatasi bersama.
"Tentu kita mendorong green economy, tadi kita memastikan ketika pembangkit-pembangkit di Jawa dimatikan, tapi kita mendukung, kita harus bersepakat juga solusi listriknya dari mana?," tanya dia.
(Taufik Fajar)