Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dolar AS Keok, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.240/USD

Anggie Ariesta , Jurnalis-Senin, 04 September 2023 |16:36 WIB
Dolar AS Keok, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.240/USD
Nilai Tukai Rupiah Menguat Hari Ini. (Foto: Freepik)
A
A
A

Data yang dirilis minggu ini sepertinya tidak akan mengubah pandangan pasar secara substansial, namun para pedagang juga akan mendapat kesempatan untuk mendengar pendapat dari beberapa pembicara The Fed, termasuk Presiden Fed Dallas Lorie Logan, yang akan berbicara pada hari Rabu, diikuti sehari kemudian oleh penampilan Presiden Fed New York John Williams , Gubernur Michelle Bowman, Gubernur Michael Barr dan Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee.

Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde dijadwalkan untuk berbicara di sesi ini, dan komentarnya akan dipelajari dengan cermat untuk mendapatkan petunjuk menjelang pertemuan penetapan kebijakan bulan ini. Ada banyak ketidakpastian seputar keputusan kebijakan ECB berikutnya, dengan inflasi yang masih jauh di atas target namun pertumbuhan zona euro lebih lemah dari perkiraan beberapa bulan lalu.

Data dari Tiongkok pada minggu mendatang kemungkinan menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini masih rapuh. PMI jasa Caixin untuk bulan Agustus akan dirilis pada hari Selasa dan diperkirakan menunjukkan ekspansi di sektor jasa sedikit melambat pada bulan lalu, sementara data perdagangan pada hari Kamis diperkirakan menunjukkan bahwa ekspor dan impor mengalami kontraksi lagi pada bulan Agustus dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari sentimen internal, Bank Indonesia (BI) optimis laju inflasi di dalam negeri diperkirakan akan terus menurun dan mencapai tingkat 3% pada akhir 2023. Sedangkan tingkat inflasi pada 2024 ditargetkan akan terjaga tetap rendah, yaitu berada di kisaran 2,5% hingga 3,5%.

"Pasalnya, tingkat inflasi yang rendah merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Untuk itu, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama dengan koordinasi yang sangat erat dengan pemerintah," jelas Ibrahim.

Kemudian, kebijakan makroprudensial longgar antara lain melalui insentif likuiditas juga terus diperkuat sehingga mendorong perbankan menyalurkan kredit atau pembiayaan ke sektor prioritas, termasuk ke sektor terkait hilirisasi, pertanian, dan UMKM pangan.

Kebijakan di bidang sistem pembayaran juga terus diakselerasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk melalui perluasan fitur QRIS transfer, tarik, dan setor tunai (Tuntas), kerja sama di tingkat kawasan Asean, mendukung penyaluran bansos melalui elektronifikasi transaksi keuangan daerah.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement