JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir membandingkan transformasi perusahaan negara di Indonesia dengan negara lain. Dia mengklaim program transformasi perusahaan BUMN membuahkan hasil.
Klaim itu didasarkan pada nilai dividen yang dikontribusikan perseroan tahun ini yakni senilai Rp80,2 triliun. Indikator keberhasilan lain adalah laba bersih atau net income secara konsolidasi, di mana total laba bersih yang dibukukan BUMN pada 2021 sebesar Rp124 triliun atau naik 838,2% dibandingkan tahun tahun sebelumnya yang berada di posisi RpRp13,3 triliun.
Pencatatan gemilang juga terjadi pada 2022, di mana laba bersih perusahaan sepanjang tahun lalu naik menjadi Rp250 triliun. Bahkan, dia optimis net income perusahaan tahun ini konsisten berada di angka Rp250 triliun.
"Hasilnya sudah ada (transformasi), keuntungan kita Rp13 triliun (2020) menjadi Rp124 triliun (2021), menjadi sekarang Rp250 triliun (2022)," ujar Erick saat ditemui di Menara BRILiaN, Jakarta Selatan, Senin (4/9/2023).
Ihwal transformasi BUMN, lanjut dia, Indonesia hanya membutuhkan waktu tiga tahun saja. Sementara, program pembaharuan serupa untuk perusahaan di banyak negara justru memerlukan waktu hingga 18 tahun lamanya.
"Transformasi di banyak negara butuh waktu 18 tahun, kita sudah studi banding, kita baru tiga tahun," ucap dia.
Meski dipandang sukses, Erick tidak berpuas diri. Program transformasi akan terus dijalankan melalui blueprint BUMN 2024-2034. Dia menyebut cetak baru ini sudah rampung disusun dan akan direalisasikan secara bertahap.
"Karena itu kita dorong lagi blueprint BUMN 2024-2034, sudah jadi," katanya.
Di lain sisi, Erick mengingatkan bahwa perubahan pada bisnis perseroan negara tidak hanya didukung oleh sebuah sistem saja. Namun juga pada sumber daya manusia (SDM).
Dirinya pun meminta insan BUMN baik di level Direksi hingga karyawan agar melakukan perubahan serupa. Salah satunya, meningkatkan kompetensi yang dimiliki saat ini.
"Tetapi kembali, blueprint kalau people-nya, manusianya tidak mau berubah, tidak mau maju, apalagi kita punya 30% kekuatan ekonomi kita berdosa, kita berdosa," turur dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)