Terlebih lagi, semakin populernya ekosistem digital, mulai dari perangkat akses kontrol yang terhubung ke cloud, aplikasi, hingga identitas digital telah membuat mobile access lebih mudah untuk diadopsi daripada sebelumnya. Pada akhirnya, hal ini memudahkan berbagai layanan digital baru untuk diakses secara aman melalui ponsel atau perangkat pintar lainnya.
"Ini terbukti dari banyaknya pengguna akhir yang memiliki ragam cerita dan pengalaman saat mereka memanfaatkan kemajuan tersebut," tuturnya.
Jadi, jika penggunaan perangkat seluler sebagai kredensial untuk mengakses pintu, jaringan, berbagai layanan dan lain sebagainya dapat meningkatkan kenyamanan, efisiensi, dan keamanan secara signifikan, maka tidak heran apabila pelanggan dan para penyedia jasa digital di seluruh dunia dapat semakin mudah mengadopsi mobile access.
State of Security and Identity Study menyatakan, sebanyak 81% responden telah mengadopsi sistem kerja hybrid di mana makin banyak perusahaan menerapkan manajemen identitas sebagai layanan daripada sebagai infrastruktur lokal di tahun ini.
Penggunaan smartphone, tablet, atau smartwatch untuk mendapat akses masuk ke dalam gedung atau area terbatas bukan hanya memudahkan pengguna, manager gedung dan staf keamanan pun dapat mendapatkan manfaat serupa.
Misal, mereka dapat mengirim dan mencabut identitas digital dari jarak jauh, sehingga membatasi kontak secara fisik, dan meningkatkan administrasi akses kontrol dengan platform digital berbasis cloud.
(Feby Novalius)