Karen Agustiawan (KA) yang menjabat Dirut Pertamina pada 2009-2014 ditetapkan KPK sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan gas alam cair atau LNG pada Selasa (19/9). KPK menduga perbuatan KA menimbulkan dan mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar USD140 juta atau sekitar Rp2,1 triliun.
Erick Thohir menjamin BUMN akan lebih transparan dan memiliki struktur yang lebih sehat. Pertamina dalam menjalankan bisnisnya, kata Erick, akan lebih terbuka.
“Kalau kita lihat Pertamina ini sekarang ada holding dan subholding. Bukunya kelihatan sekarang kalau dulu tidak kelihatan. Makanya itu kita dorong keterbukaan. Itulah kenapa Pertamina sekarang juga banyak perusahaannya untung karena sudah dikeker, tidak bisa tutup-tutupan mana yang namanya penugasan mana yang namanya bisnis biasa,” jelas Erick.
Erick juga memastikan BUMN tidak berbisnis dengan rakyat, melainkan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai kisaran lima persen dan menurunkan tingkat ketimpangan ekonomi antarmasyarakat.
“Di situlah kenapa BUMN hadir, sebagai tentu ekosistem membangun ekonomi nasional dengan berbagai pihak, dengan swasta, dengan investasi asing tetapi yang paling penting tetap melindungi yang namanya UMKM karena tulang punggung daripada kita ini ya UMKM,” kata Erick.
(Taufik Fajar)