Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dolar AS Makin Kuat, Rupiah Melemah ke Rp15.872/USD

Fadillah Rafli Anwari , Jurnalis-Jum'at, 20 Oktober 2023 |14:39 WIB
Dolar AS Makin Kuat, Rupiah Melemah ke Rp15.872/USD
Rupiah Melemah Hari Ini. (Foto: Okezone.com/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Nilai tukar Rupiah mendapat tekanan berat di pekan ini. Dilansir dari Bloomberg, Jumat (20/10/2023), Rupiah merosot 85 poin ke level Rp15.872 per dolar Amerika Serikat (USD).

Penurunan nilai Rupiah disebabkan indikasi tingginya suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat, yang membuat Dolar AS semakin kuat terhadap mata uang regional.

Diperkirakan potensi pelemahan hari ini akan terhenti di bawah Rp15.850 per dolar AS, dengan dukungan potensial di sekitar Rp15.780 per dolar AS.

Selain itu, ketegangan yang berkelanjutan di Timur Tengah masih menjadi perhatian besar bagi pasar, mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas dan Dolar AS.

Di sisi lain, keputusan Bank Indonesia untuk meningkatkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin telah membantu meredakan pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS.

Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa kekuatan Dolar AS memberikan tekanan terhadap depresiasi berbagai mata uang asing, termasuk nilai tukar Rupiah.

Jika dibandingkan dengan akhir tahun 2022, Indeks Dolar AS terhadap mata uang dunia utama (DXY) pada Rabu (18/10/2023) mencatat tingkat tertinggi sebesar 106,21, menunjukkan peningkatan sebesar 2,60% sepanjang tahun ini (Year-to-Date/YTD).

"Kekuatan Dolar AS ini memberikan tekanan terhadap depresiasi hampir semua mata uang dunia, seperti Yen Jepang, Dolar Australia, dan Euro yang masing-masing mengalami pelemahan sebesar 12,44%, 6,61%, dan 1,40% YTD," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers BI pada Kamis (19/10/2023) di Jakarta.

Dalam periode yang sama, dengan langkah-langkah stabilisasi yang diambil oleh BI, nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi sebesar 1,03% YTD, yang relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang di banyak negara di kawasan dan dunia.

"Ke depan, sejalan dengan terus tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mendukung kontrol inflasi dari sektor impor," tambah Perry.

Selain intervensi dipasar valuta asing, BI juga sedang mempercepat upaya untuk memperdalam pasar uang Rupiah dan pasar valuta asing. Ini mencakup optimalisasi SRBI (Sumber Daya Bank Indonesia) dan penerbitan instrumen lain untuk meningkatkan mekanisme pasar, baik dalam manajemen likuiditas lembaga keuangan domestik maupun dalam menarik investasi portofolio asing dari luar negeri.

"Koordinasi dengan pemerintah, sektor perbankan, dan dunia usaha terus diperkuat dan diperluas untuk melaksanakan Instrumen Penempatan Valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2023," tegas Perry.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement